Sukses

Karyawan Hutama Karya Kerja dari Rumah, Bagaimana Proyek Tol Trans Sumatera?

Hutama Karya juga telah menyusun berbagai skenario terkait respons jika terjadi penyebaran Covid-19 di lokasi proyek.

Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) atau HK memastikan, aturan kerja dari rumah  atau Work from Home (WFH) yang mulai diterapkan perusahaan tak akan menghambat seluruh pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satu proyek tersebut adalah jalan tol Trans Sumatera (JTTS).

Senior Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan, aturan kerja dari rumah dan beberapa protokol yang wajib dipatuhi untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19, mulai dilakukan kepada karyawannya mulai Rabu ini.

"Sesuai dengan arahan bapak Jokowi, kita lakukan tanggap darurat terkait penyebaran Covid-19. Hutama Karyatelah menerapkan contingency plan yang diberlakukan bagi seluruh karyawan Hutama Karya, baik di Kantor Pusat maupun di seluruh proyek pembangunan JTTS dan proyek lainnya," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/3/2020).

Fauzan menyampaikan, contingency plan ini berisikan beberapa kebijakan yang patut ditaati karyawan. Antara lain telah diberlakukan sistem WFH bagi karyawan yang menggunakan transportasi publik atau berusia lebih dari 50 tahun, dalam kondisi hamil atau menyusui, serta status pemulihan kesehatan khusus yang rentan terhadap penurunan imunitas.

Penerapan aturan ini berlaku di seluruh wilayah operasional Hutama Karya, termasuk proyek pembangunan JTTS. Manajemen Hutama Karya menegaskan bahwa kebijakan ini dipastikan tidak menghambat proses pembangunan Proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

"Manajemen telah menginstruksikan kepada Project Manager untuk melakukan pembagian kerja di proyek dengan pembagian shift, membatasi waktu kerja serta menghindari pekerjaan lembur," terang Fauzan.

 

2 dari 2 halaman

Skenario

Dia menambahkan, Hutama Karya juga telah menyusun berbagai skenario terkait respons jika terjadi penyebaran Covid-19 di lokasi proyek, dengan memastikan adanya alternatif subkon jika subkon yang ada saat ini tidak dapat menjalankan bisnisnya akibat virus Corona.

"Jika terdeteksi ada pekerja yang menunjukkan gelaja terinfeksi Covid-19, maka tim tanggap di proyek tersebut diwajibkan untuk melakukan penanganan lebih lanjut seperti mengisolasi dan berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan yang terdekat dengan proyek tersebut, serta berkoordinasi dengan tim krisis divisi yang dimonitor langsung oleh manajemen Hutama Karya di kantor pusat," pungkasnya.