Liputan6.com, Jakarta - Otoritas bursa saham Filipina menutup perdagangan Sejak Selasa, 17 Maret 2020. Ini terjadi setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte memutuskan untuk melakukan isolasi penuh (lockdown) di Manila selama sebulan.
Selain itu pemerintah setempat juga menutup pasar obligasi dan juga mata uang. Langkah ini diambil akibat dari dampak penyebaran virus Corona yang membuat perekonomian di Filipina mengalami perburukan.
Advertisement
Baca Juga
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, Indonesia tidak akan melakukan hal yang diambil Presiden Filipina Duterte.
"Kalau itu kita belum terpikir mau melakukan lockdown untuk capital market," ungkap Luhut dalam siaran persnya lewat akun Instagram@kemenkomarvet , Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Politikus Partai Golkar ini mengatakan sudah ada regulasi yang mengatur sebelum menutup pasar keuangan. Bila terjadi penurunan harga saham hingga 5 persen, sudah pasti Filipina akan melakukan penangguhan.
"Biarin saja mekanismenya seperti itu. Eggak perlu kita belum terlalu heboh masalah itu," ujar Luhut.
Â
Berhati-hati
Luhut melanjutkan, pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan dalam menghadapi dampak covid-19. Dia mengklaim, banyak anak muda di sekelilingnya yang bertugas mengamati perkembangan pasar saham.
Hasil pengamatan itu dia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo melakui rapat kabinet yang dilakukan secara teleconference. Sehingga presiden terdapat informasi yang akurat sebelum beliau membuat keputusan.
Untuk itu dia menegaskan saat ini Indonesia dalam posisi yang tidak akan melakukan lockdown. "Kita belum sampai dalam kondisi itu," kata Luhut mengakhiri.
Advertisement