Liputan6.com, Jakarta Wabah Virus Corona membuat beberapa negara menghentikan aktivitas warganya dengan melakukan lockdown sementara waktu.
Mulai dari sekolah, lokasi wisata, rumah makan, acara semua dihentikan demi mencegah menyebarnya virus yang telah ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di saat aktivitas tak berlangsung normal, tentu akan mempengaruhi arus keuangan. Memang, satu bencana atau wabah bisa datang secara tiba-tiba dan membuat perencanaan keuangan yang sudah dibuat bisa berantakan.
Advertisement
Lalu apa yang harus dilakukan dalam kondisi ini.
Baca Juga
Melansir dari laman CNBC, Jumat (19/3/2020), Perencana keuangan biasanya akan menyarankan untuk menyisihkan 10-15 persen dari pendapatan untuk simpanan masa depan atau dana pensiun.
Namun, dalam situasi saat ini di mana Covid-19 menjangkiti, mungkin waktunya untuk mengurangi atau menghentikan sementara kontribusi ke rekening simpanan dana pensiun. Jika dalam 3 - 6 bulan terakhir tidak ada cadangan dana darurat.
“Hentikan sementara kontribusi ke rekening pensiun,” ujar Perencana Keuangan bersertifikat di Betterment, Nick Holeman.
Menurut Holeman, alokasikan uang yang biasanya disisihkan untuk masa pensiun dan masukkan ke dalam simpanan dana darurat.
Keadaan ini akan menjadi perubahan jangka pendek, kemudian dapat mulai berkomitmen untuk mulai menyisihkan kembali dana pensiun setelah situasi membaik.
Saat ini, jelas Holeman, sangat penting untuk memiliki dana darurat yang cukup. “Memiliki dana darurat juga dapat memberi ketenangan pikiran yang sangat dibtuhkan di tengah siklus berita yang menakutkan,” jelas Holeman.
“Ketika anda selalu khawatir tentang bagaimana anda akan membayar biaya tak terduga berikutnya, seperti obat atau perbaikan mobil, pikiran anda dapat terus-menerus dalam keadaan stres,” dia mengingatkan.
Selain memindahkan tabungan pensiun ke dana darurat, Holeman menyarankan dapat pula mamangkas dari pengeluaran yang tidak penting.
Selanjutnya buat daftar kebutuhan, sehingga hal-hal yang tidak terlalu penting atau krusial dapat ditekan seminimal mungkin untuk dialokasikan pada dana darurat, setidaknya selama Virus Corona.
Social Distancing Imbas Virus Corona Bikin Miliarder Ini Makin Kaya Raya
Pasar saham global kehilangan hingga USD 4 triliun, di awal pekan. Penyebabnya masih imbas Virus Corona yang melemahkan perekonomian dunia.
Alhasil, kejatuhan pasar saham merontokkan kekayaan para orang terkaya dunia. Namun, angin segar masih menerpa miliarder Eric Yuan. Aturan social distancing justru membuat miliarder ini makin kaya.
Melansir laman Forbes, Rabu (18/3/2020), kekayaan Eric Yuan, pendiri Zoom Video Communications Inc., bertambah USD 20 juta (Rp 300 miliar), di saat indeks S&P 500 anjlok 12 persen.
Baca Juga
Penambahan kekayaan bersumber dari kenaikan saham perusahaan video conference ini yang menguat 0,4 persen, meningkatkan kenaikan tahunan menjadi 58 persen.
Saham Zoom sempat naik 3,5 persen di awal perdagangan, pada Selasa setelah analis Needham & Co. Richard Valera merekomendasikan agar investor membeli saham perusahaan ini.
Secara total, Yuan, pria berusia 50 tahun ini telah menambahkan USD 2 miliar kekayaan bersihnya sepanjang 2020.
Dia menjadi miliarder keempat yang mencatatkan kenaikan kekayaan terbesar dalam 500 Indeks Billionaires Bloomberg.
Kini Eric Yuan berada pada posisi 274 dalam daftar orang terkaya dunia, dengan nilai kekayaan USD 5,6 miliar (Rp 84 triliun).
Permintaan perangkat lunak Zoom, yang memfasilitasi konferensi virtual dan pertemuan web, meledak saat virus Corona mendorong penutupan kantor dan pembatalan rapat. Semua kemudian beralih bekerja secara jarak jauh. Zoom salah satu yang banyak dipakai.
Lahir di Tiongkok, Yuan sempat ditolak delapan kali saat mengajukan aplikasi visa ke Amerika Serikat, sebelum akhirnya di menggapai sukses di Silicon Valley.
Dia mendapatkan ide membangun Zoom, terinspirasi menghubungu pacarnya yang berada jauh mereka masih mahasiswa.
Advertisement