Liputan6.com, Jakarta - PT Railink mulai hari ini mengurangi jumlah perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta. Pengurangan jumlah perjalanan ini sebagai dampak dari penyebaran virus corona (COVID-19).
Jika sejak awal pembukaan perjalanan dari Stasiun Manggarai, perjalanan KA Bandara Soetta sebanyak 68 perjalanan (PP) setiap harinya, kini hanya tinggal 46 perjalanan (PP) tiap harinya.Â
Akibat dari pengurangan perjalanan ini, maka Railink terpaksa melakukan perubahan jadwal keberangkatan baik dari Stasiun Manggarai dan juga Stasiun Bandara Soetta.
Advertisement
"Bagi calon penumpang yang sudah memiliki tiket, mohon kesediaannya untuk menyesuaikan kembali waktu perjalannya dengan jadwal KA Bandara yang tersedia dan dapat melakukan pengembalian tiket 100 persen dengan menyertakan bukti tiket dan bukti transaksi ke email perusahaan,"Â ungkap Humas Railink Diah Suryandari dalam keterangannya, Kamis (19/3/2020).
Tidak hanya KA Bandara Soetta, Railink juga mengurangi perjalanan untuk KA Bandatra Kualanamu, Medan. Adapun pengurangan perjalanan KA Bandara Soetta dan KA Bandara Medan pada periode tanggal 19-31 Maret 2020 .
Sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran COVID-19, Railink terus melakukan berbagai upaya seperti menempatkan petugas untuk melakukan pengecekan suhu badan bagi calon penumpang, yang terdapat di sekitar area Vending Machine atau Meja Informasi (POS) masing-masing Stasiun, menyediakan hand sanitizer serta melakukan penyemprotan cairan desinfektan secara berkala di Stasiun, sarana KA Bandara, fasilitas- fasilitas umum seperti mushola, toilet, dan lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Virus Corona, Menko Luhut Minta Tak Ada Pengurangan Transportasi Umum
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah untuk tidak mengurangi jumlah angkutan umum demi mencegah penyebaran virus corona (COVID-19)
Sebaliknya harus ditambah karena ada peningkatan jumlah permintaan. Tujuannya agar transportasi umum publik yang digunakan tidak untuk berdesak-desakan.
Sebab, dengan berdesakan, potensi penyebaran virus corona lebih besar.
"Tidak ada pengurangan transortas, justru harus ditambah. Kita tidak mau, misal MRT terlalu berdesak-desakan, itu salah satu penularan korona," kata Luhut dalam video conference di kantornya, Senin (16/3/2020).
Advertisement