Sukses

Erick Thohir Minta Swasta Genjot Produksi Masker

Menteri BUMN Erick Thohir minta Kimia Farma untuk memproduksi 4,7 juta masker untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, mendorong perusahaan anggotanya maupun perusahaan swasta, untuk meningkatkan produksi masker saat pandemi virus Corona berlangsung di Indonesia.

Pasalnya pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait keringanan bahan baku masker asal impor.

"Itu yang harus kita manfaatkan bersama, akan kembali produksi lagi (masker) di bulan April," kata Menteri BUMN Erick Thohir saat menggelar Webinar bersama KADIN, pada Selasa (24/3).

Erick kemudian menunjuk Kimia Farma, sebagai perusahan milik negara yang bertanggung jawab untuk memproduksi 4,7 juta masker untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Sebelumnya, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan sebanyak 4,7 juta masker buatan perusahaan BUMN diprediksi bakal selesai diproduksi akhir Maret 2020. Namun, jumlah tersebut dirasa masih kurang untuk mencukupi kebutuhan masker dalam negeri.

Alasannya, dalam satu hari satu orang bisa menggunakan 3 masker sekali pakai. Mereka biasa mengganti masker sekali pakai setelah 8 jam pemakaian.

"Jadi kita akan cari juga dari luar kalau ada kekurangan untuk kebutuhan masker," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa, (24/3).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Alat Pelindung Diri

Begitu juga dengan alat pelindung diri (APD) untuk kebutuhan rumah sakit. Perusahaan pelat merah memang sedang memproduksi APD untuk kebutuhan dalam negeri.

Selain memproduksi, pemerintah juga akan mencari APD untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Sebab, dalam situasi seperti saat ini, bahan baku pembuatan APD juga sedang dicari para produsen di berbagai negara terjangkit.

"Sebab semua mengejar bahan baku dan lain-lain," kata Arya.

Tak hanya itu, peralatan yang digunakan untuk tes covid-19 yang dimiliki saat ini juga masih kurang. Masih banyak rumah sakit yang belum memiliki perlengkapan setara rumah sakit rujukan seperti RSPI Sulanti Suroso dan RSU Persahabatan.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com