Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa setelah diumumkannya oleh WHO virus corona covid-19 sebagai pandemi, banyak berdampak terhadap indikator ekonomi makro nasional baik jangka pendek dan panjang.
“Indikator yang terbesar menurun pada semua kemungkinan adalah indikator konsumsi rumah tangga. Dimana scenario paling besar penurunannya terjadi pada skenario penanganan wabah covid-19 selama 6 bulan lainnya,” kata Kepala Center of Macroeconomics and Finance INDEF M. Rizal Taufikurohman dalam Press Conference “Meracik Vaksin Ekonomi Hadapi Pandemi”, di Jakarta, Selasa (14/3/2020).
Menurunya, penurunan konsumsi rumah tangga ini mendorong Gross Domestic Product (GDP) riil akan menurun pada semua skenario di mana sebagai pertumbuhan ekonomi nasional, di mana masing-masing sebesar 3,60 persen dan 3,66 persen dari baselin sesuai tahapan skenario, artinya GDP riil actual saat ini terkoreksi oleh besaran tersebut.
Advertisement
Adapun dampak terhadap regional, secara umum pandemi covid-19 ini menurunkan Produk domestik regional bruto( PDRB) riil di semua provinsi pada semua skenario simulasi.
“Penurunan ini distimulus oleh turunnya produkstivitas sektoral, dan menurunkan penyerapan tenaga kerja menurut daerah, terutama provinsi yang merupakan zona merah, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Virus Corona
Selain itu, dampak covid-19 terhadap investasi secara nasional dalam semua skenario simulasi terjadi penurunan. Hal ini distimulus oleh produktivitas industri atau sektoral dan regional, yang menjadikan para investor yang semakin menahan investasinya. Paling tinggi penurunannya terjadi pada skenario ketiga, jika penangannnya sangat lama selama 6 bulan.
“Pandemic covid-19 berdampak terhadap kinerja PDRB riil semua skenario simulasi menurunkan ke semua provinsi dengan angka variatif. Hal ini tentunya didorong oleh produktivitas industri daerah provinsi yang kian meluncur turun, yang selama ini memberikan kontribusi signifikan terhadap PDRB riil provinsi,” jelasnya.
Bahkan dilevel provinsi, kinerja industri menurun drastis, terutama di provinsi termasuk zona merah endemi corona, misalnya provinsi DKI Jakarta, kinerja sektoralnya yang tergerus 3 besar adalah industri peralatan listrik, industri asuransi, dan keuangan, dan perdagangan.
“Demikian juga dengan Jawa Timur, kinerja industri turun 3 besar adalah produk olahan ternak, listrik, dan peralatan elektronik, pun demikian dengan provinsi lainnya. Hal ini terjadi pada semua scenario,” pungkasnya.
Advertisement