Sukses

Harga Emas Naik 5 Persen Terdorong Stimulus Bank Sentral AS

Kenaikan harga emas ini terjadi setelah Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengeluarkan langkah stimulus baru.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas berjangka naik 5 persen pada perdagangan Selasa, memperpanjang keuntungan yang telah dibukukan pada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin, harga emas telah naik hampir 4 persen.

Kenaikan harga emas ini terjadi setelah Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengeluarkan langkah stimulus baru untuk membantu pertumbuhan ekonomi yang tertekan akibat virus Corona.

Mengutip CNBC, Rabu (25/3/2020), harga emas di pasar spot naik 4,7 persen menjadi USD 1.626,45 per ounce. Pada perdagangan sebelumnya harga emas di pasar spot naik 3,7 persen. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak Juni 2016.

Sedangkan harga emas berjangka naik 5,3 persen menjadi USD 1.650,70 per ounce.

"Harga emas melonjak setelah The Fed menjalankan langkah-langkah stimulus untuk mendukung perekonomian," kata analis pasar senior di dari OANDA, Edward Moya.

Bank sentral AS pada Senin meluncurkan serangkaian program yang luar biasa dan akan memberikan pinjaman terhadap pelajar, kartu kredit, dan pinjaman yang didukung pemerintah AS untuk usaha kecil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan Kemarin

Sebelumnya, harga emas melonjak lebih dari 4 persen pada penutupan perdagangan Senin, usai Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) mengambil langkah baru yang sangat agresif untuk memerangi kemunduran ekonomi akibat virus Corona.

Bank Sentral AS akan memberikan relaksasi ketentuan kredit kepada rumah tangga, usaha kecil dan termasuk juga para pengusaha untuk mengurangi dampak dari virus Corona. Stimulus ini belum pernah dilakukan oleh the Fed sebelumnya.

Mengutip CNBC, Selasa (24/3/2020), harga emas di pasar spot melonjak 4,1 persen menjadi USD 1.559,55 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 5,5 persen pada USD 1,567.60 per ounce.

"The Fed meluncurkan meriam terbesarnya, bahkan lebih besar dari pada krisis keuangan sebelumnya," kata kepala perdagangan derivatif logam mulia dan dasar BMO, Tai Wong.

“Pasar langsung bereaksi secara instan dengan pasar saham dan harga emas melonjak udai pengumuman kebijakan the Fed. Namun, ini sebenarnya masih hanya optimisme dan kemungkinan hanya bertahan dalam jangka pendek," lanjut dia.

Setelah secara agresif melonggarkan kebijakan moneter bulan ini, termasuk memangkas suku bunga mendekati nol persen, bank sentral AS akan melonggarkan syarat pinjaman pelajar dan pinjaman kartu kredit serta membeli obligasi dari para pengusaha besar.

Bank-bank sentral utama di seluruh dunia juga telah meluncurkan gelombang kebijakan fiskal dan moneter untuk membendung kerusakan ekonomi akibat virus Corona. Pandemi ini telah menginfeksi lebih dari 300.000 orang di seluruh dunia.