Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (26/3/2020).
Kepala riset MNC Securities Edwin Sebayang, menyebut bahwa kenaikan IHSG dikarenakan tajamnya penguatan Dow Jones Industrial Average (DJIA) sekitar 2.609 poin atau naik 14,03 persen selama 2 hari kemarin di tengah semakun terus bertambahnya jumlah korban tewas secara global akibat Covid-19.
Baca Juga
Per 26 Maret, orang yang tewas secara global mencapai 21.200 orang dan yang terjangkiti mencapai 468.905 orang, di mana penyebaran Covid-19 yang paling cepat dan mengerikan terjadi di Italy yang telah menjangkiti sekitar 74.386 orang, dan telah menewaskan 7.503 orang (sehari korban tewas naik +683 orang).
Advertisement
Kemudian di AS sendiri sudah ada 66.048 orang yang terinfeksi, dengan jumlah yang tewas 944 orang, sementara di Indonesia sudah menjangkiti 790 orang dengan jumlah yang tewas 58 orang, data itu diperoleh dari Worldometers Info.
Lebih lanjut, menurut dia, naiknya harga komoditas seperti Oil naik 3.15 persen, Nikel naik 3.57 persen, Timah naik 8.16 persen, Gold naik 5.24 persen, Coal naik 6.34 persen dan CPO naik 7.43 persen juga berpotensi menjadi sentimen positif bagi penguatan IHSG Kamis ini.
“Mengetahui IHSG berpeluang menguat, ditengah secara valuasi banyak saham menjadi sudah semakin sangat attractive, kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan BUY maka dapat fokus atas saham dari Sektor Logam Emas, Farmasi, Coal, CPO, Pakan Ternak Ayam dan Telco dalam perdagangan Kamis ini,” ujar dia dalam tulisannya, Kamis (26/3/2020).
20 negara industri paling besar di dunia kemungkinan akan mengalami resesi tahun ini karena pandemi Covid-19. Diperkirakan bahwa keseluruhan PDB G-20 akan berkontraksi 0,5 persen, dengan ekonomi AS menyusut 2 persen dan zona euro 2,2 persen.
Namun China, meskipun menderita wabah virus corona lebih awal dibandingkan negara lain, aktivitas ekonominya diperkirakan meningkat sebesar 3,3 persen, yang pertumbuhan yang masih jauh di bawah rata-rata selamai ini negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rekomendasi Saham
Berikut saham yang dinilai stabil dalam pasar saham menurut Edwin:
PT Bank Central Asia (BBCA). Fitch Ratings telah menurunkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) BBCA menjadi 'BBB-' dari 'BBB'. Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang BBCA dan anak perusahaan keuangannya, PT BCA Finance (BCAF) menjadi 'AA+(idn)', dari 'AAA(idn)'. Outlook Stabil.
PT Suryamas Dutamakmur (SMDM). Perseroan membukukan penjualan Rp569,37 miliar hingga periode 31 Desember 2019 naik +5.57 persen dari penjualan Rp539,30 miliar di periode sama tahun 2018. Sementara itu, sepanjang tahun 2019, laba bersih turun -25.07 persen menjadi Rp25,29 miliar dari laba bersih Rp33,75 miliar tahun sebelumnya.
PT Wahana Interfood Nusantara (COCO). Perseroan mengatakan, target pertumbuhan penjualan tahun ini diperkirakan hanya mencapai 5-10 persen. Padahal, sebelumnya perseroan menargetkan pertumbuhan hingga 20 persen. Pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak toko dari pelanggan tutup seiring kebijakan semi lockdown dari pemerintah.
“Disamping itu, perseroan juga menerima beberapa permintaan penundaan pengiriman hingga Mei. Semula, pengiriman dijadwalkan di April. Perseroan juga mendapat pembatalan pesanan pada Mei, yang seharusnya menjadi puncak penjualan perseroan dalam satu tahun. Pembatalan tersebut berasal dari pelanggan domestik. Sebesar 99 persen penjualan perseroan ditujukan ke pelanggan dalam negeri,” pungkasnya.
Advertisement