Liputan6.com, Jakarta Panen padi sudah mulai terlihat di beberapa wilayah di Indonesia bulan Maret dan April ini. Adanya wabah COVID 19 tidak menyurutkan petani untuk tetap melakukan usaha taninya. Hasil laporan petugas di lapangan hari Jumat (27/3/2020) di seluruh Provinsi terkonfirmasi daerah-daerah sudah siap panen padi.
Menurut data KSA prediksi luas panen di bulan Maret ini seluas 1,1 juta hektar setara 5,8 juta ton GKG dan nanti di April hitungannya lebih luas lagi sebesar 1,73 juta hektar setara 9,2 juta ton GKG. Stok beras pun masih cukup banyak, perkiraan masih ada 3,51 juta ton beras yang tersebar di Bulog 1,65 juta ton, di penggilingan 1,07 juta ton dan di pedagang 792 ribu ton.
Baca Juga
Menyikapi hal ini, Pemerintah berharap masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan pasokan pangan dalam negeri. “Memang negara kita sedang diuji, namun perlu masyarakat semua tahu petani-petani di seluruh wilayah pelosok tanah air masih baraktivitas untuk memenuhi pangan kita, Insya Allah kondisi ke depan aman, ujar Suwandi Direktur Jenderal Tanaman Pangan saat diwawancara.
Advertisement
Catatan sampai dengan hari ini, dilaporkan wilayah yang sedang panen raya seperti di Padang Pariaman, Tanah Datar, Limapuluhkota, Gorontalo, Sukabumi, purwakarta, Cirebon, Garut, Sumedang, Indramayu, Tolitoli, Gunung Kidul, Cilacap, Wonogiri, Grobogan, Deli Serdang, Tuban, Madiun, Lebak, Serang, Lombok Tengah, Papua Barat Lampung Utara Pesawaran, Metro dan masih banyak lagi. Beberapa wilayah ini memang diprediksi di bulan April akan memberi sumbangan produksi yang besar. Luas panen terluas ada di Jabar, Jateng, Jatim dan Sulsel seperti contohnya Jember 40.033 ha, Bojonegoro 36.410 hektar, Lamongan 30.599 hektar , Majalengka 27.488 hektar dan Demak 18.10 hektar.
Menghadapi puncak panen raya ini biasanya petani dihadapkan pada permasalahan harga, namun demikian laporan harga rata-rata gabah sampai dengan saat ini masih cukup bagus. Dengan kadar air 19% harga sekitar Rp 4.800. Catatan harga tertinggi di Tanah Laut Rp 5.500 dan terendah di Lampung Timur Rp 4.000. Jadi masih relatif aman.
Mengantisipasi hal tersebut Kementerian Pertanian jauh-jauh hari telah melakukan terobosan untuk menjaga harga aman melalui gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling). Gerakan yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penggilingan padi sekaligus membantu menyerap gabah petani.
Dengan menggandeng perbankan, petani bisa mendapatkan modal untuki investasi usahanya maupun untuk menyerap gabah petani. "KUR adalah salah satu contoh akses pembiayaan yang bisa digunakan pada Kostraling ini. Dengan bunga yang rendah tentu memberi kemudahan. Mari kita dorong petani bisa serap KUR yang sudah disediakan untuk pertanian ini," ungkap Suwandi.
Sebagai informasi, KUR untuk tanaman pangan tahun ini tersedia Rp 14,23 Triliun. Dan sampai dengan akhir Maret ini sudah berhasil serap Rp 3,2 T. Dominasinya saat ini serapan KUR untuk padi dan kostraling Rp 2, 3 Triliun dan selebihnya untuk jagung dan komoditas tanaman pangan lainnya
Sudah banyak sekali Kostraling yang bisa dijadikan contoh seperti halnya di Sleman dan Demak. "Bulan kemarin kami di DIY ada penggilingan masing-masing dapat Rp500 juta, total bisa serap Rp3 Miliar, begitu pula di Demak bisa menyerap Rp 6 Milyar saat itu dan uangnya dipakai buat operasional beli gabah petani saat panen raya," sebut Suwandi.
"Intinya kostraling ini, kami gandeng penggilingan padi yang diwadahi Perpadi supaya mereka menyerap gabah petani saat panen raya, bagaimana caranya ya lewat pembiayaan permodalan ini. Bisa lewat KUR perbankan bisa juga lewat LPDB dari Kemenkop UKM," ujar Suwandi.
Pemerintah berharap kondisi saat ini bukan menjadi penghalang bagi petani untuk tetap berproduksi. Tentunya pemerintah juga akan mengupayakan semaksimal mungkin petani terlindungi dan masyarakat pun dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi dan Mentan SYL bahwa pertanian harus tetap berproduksi pada setiap kondisi apapun.
Â
(*)