Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi virus corona (COVID-19) ini, banyak rumah sakit rujukan yang membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) Kesehatan untuk aktivitas tenaga medis dalam hal penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).
BNI menyadari kebutuhan yang mendesak tersebut, sehingga perusahaan kini fokus mengarahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menyalurkan APD Kesehatan sebanyak mungkin untuk para tenaga kesehatan yang berada di garis terdepan penanganan COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Penyaluran APD Kesehatan BNI kali ini diarahkan pada 7 Rumah Sakit (RS) Pendidikan dan Laboratorium yang ditunjuk sebagai rujukan penanganan COVID-19 di lingkungan perguruan tinggi. Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto di Jakarta, Minggu (29 Maret 2020) menuturkan, BNI telah mendistribusikan sekitar 3.500 APD Kesehatan secara bertahap untuk RS Pendidikan dan laboratorium, yaitu di Universitas Indonesia (UI), Universtas Brawijaya (UB), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Udayana (Unud), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Universitas Airlangga (Unair).
Penyaluran APD ini dimaksudkan agar petugas di garis terdepan penanganan COVID-19 mendapat perlindungan maksimal.
“Bantuan yang diberikan ini merupakan wujud bentuk kepedulian bersama antara BNI dengan Institusi Pendidikan, khususnya yang mengelola Rumah Sakit dan laboratorium Rujukan COVID-19. Apa yang kami lakukan ini juga untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam menekan penyebaran virus COVID-19,” ujarnya.
Selain itu, BNI juga memberikan bantuan secara maksimal dan menyeluruh bagi berbagai elemen masyarakat di rumah-rumah sakit umum dengan menyediakan 800 liter hand sanitizer, 5.000 sarung tangan medis, 200.000 masker medis, tiga ambulans, dan 5.000 APD Kesehatan untuk dibagikan kepada tenaga medis di rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia.
“Dengan bantuan-bantuan itu, kami berharap tenaga medis lebih dapat terlindungi dan mendapatkan rasa aman selama menangani pasien,” ujar Sis Apik.
(*)