Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merilis Indeks Literasi Ekonomi Syariah (Eksyar) untuk pertama kalinya. Tahun 2019 tercatat Indeks Eksyar mencapai 16,3 persen (well literate) dari skala 100 persen.
"Ini mencerminkan adanya ruang bagi upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang eksyar di Indonesia," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Onny Widjanarko dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (30/3/2020).
Indeks Literasi Eksyar merupakan salah satu indikator cerminan tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah. Juga termasuk tingkat inklusi masyarakat terhadap layanan keuangan syariah, khususnya keuangan sosial syariah seperti zakat, infaq, sodaqoh dan waqaf.
Advertisement
Baca Juga
Indeks Literasi Eksyar diperoleh melalui pelaksanaan survei literasi ekonomi syariah secara nasional pada tahun 2019. Survei dilakukan di 13 provinsi dengan melibatkan 3.312 responden.
Jumlah ini dianggap mewakili lebih dari 80 persen populasi umat muslim di Indonesia. Survei mencakup aspek pengetahuan prinsip dasar ekonomi syariah, keuangan sosial syariah dan produk/jasa halal.
Islamic Development Bank (IsDB) menyambut baik penerbitan Indeks Literasi Eksyar BI. IsDB kata Onny menyatakan indeks ini merupakan yang pertama di Indonesia. Dalam pengerjaannya telah dilakukan dengan baik serta ditunjang metodologi yang umum diterapkan dalam standardisasi riset global.
Adanya indeks literasi eksyar diyakini akan menambah referensi literasi eksyar di tingkat nasional. Sehingga bisa saling melengkapi dengan indeks literasi syariah yang sudah ada sebelumnya. Misalnya indeks literasi keuangan syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah perlu dibangun secara komprehensif, baik dari sisi penawaran (supply) maupun permintaan (demand)," tutur Onny.
Sisi Suply
Dari sisi supply, keberadaan pelaku eksyar dan lembaga keuangan komersial syariah seperti perbankan, pasar modal, dan takaful terus dikembangkan bersama otoritas terkait. Sedangkan dari sisi Islamic Social Fund (ISF), BI dan stakeholders terkait juga telah melakukan berbagai pengembangan.
Pengembangan di sektor wakaf dan zakat, diantaranya inisiatif Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS). Tak hanya itu berbagai terobosan lainnya dalam implementasi Waqf & Zakat Core Principles untuk memperkuat social safety nets in Islamic economy.
Onny menyebut perkembangan ekonomi syariah nantinya akan merambah pada sektor produksi berbasis halal yang lebih luas. Pemahaman masyarakat yang baik akan berdampak positif terhadap pertumbuhan aktivitas usaha syariah nasional. Lalu pada akhirnya mampu menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Selain itu indeks literasi eksyar memegang peranan penting dalam mengukur pemahaman masyarakat. Sekaligus menjadi salah satu indikator dalam melihat preferensi masyarakat terhadap produk-produk syariah yang ditawarkan di Indonesia.
"Oleh karena itu, Indeks Literasi Eksyar diharapkan dapat menjadi acuan dalam merumuskan strategi yang tepat untuk mengembangkan eksyar di Indonesia," tutur Onny.
Ke depan, BI akan terus berkomitmen untuk mendorong peningkatan literasi eksyar nasional serta mengukur tingkat efektivitas program edukasi eksyar yang telah dilakukan oleh BI bersama otoritas terkait guna pengembangan eksyar di Indonesia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement