Sukses

Kementan Jamin Bahan Pangan Aman hingga Desember 2020

Meskipun kini Indonesia sedang dilanda wabah pandemi virus corona, Kementan memastikan bahan pangan aman, bahkan hingga Desember 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Agung Hendriadi, mengatakan meskipun kini Indonesia sedang dilanda wabah pandemi virus corona, ia memastikan bahan pangan aman, bahkan hingga Desember 2020. 

“Perlu saya sampaikan disini untuk komoditas-komoditas strategis seperti beras, beras ini kita akan memasuki panen Maret-April ini, yang diperkirakan ketersediaannya akan cukup sampai akhir Desember,” kata Agung dalam keterangan daringnya, Rabu (1/4/2020).

Ia menjelaskan bahwa pihaknya membagi perhitungan tersebut dalam tiga periode, yakni  periode pendek Maret-April, Mei-Agustus, dan kemudian periode panjang Juni-Desember.  Kendati begitu, ia menekankan ketersediaan dari Mei hingga Agustus terlebih dahulu.

“Jadi untuk beras kita sudah memasuki masa panen, surplus kita hingga akhir Mei kira-kira 7,7 juta ton, begitu juga sampai akhir Agustus kita masih memiliki stok, saat ini stok di Bulog cukup besar maupun dipegililingan padi kira-kira ada 3,6 juta ton.” Ungkapnya.

Artinya petani tetap berproduksi, dirinya sudah melakukan pengecekan di seluruh daerah di Indonesia, bahwasannya di mana-mana masih panen. Itu berarti bahwa para petani di daerah itu masih melaksanakan aktivitas secara normal.

Begitu pula dengan komoditas jagung sudah memasuki masa panen, ia berharap  sampai bulan Agustus masih tersedia stok pangan jangung, menurut catatannya ia mengatakan surplusnya Sampai dengan 4 juta ton jagung.

 

2 dari 2 halaman

Komoditas Lainnya

Selain itu, untuk komoditas bawang merah dan cabe, beberapa daerah juga sudah memasuki masa panen. Meskipun memang beberapa daerah yang masih kekurangan bawang merah seperti Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, begitu juga dengan Jambi.

“Tapi kita tetap memobilisasi produk kita dari daerah yang surplus ke daerah yang minus, di sinilah peran pemerintah melalui kementerian pertanian memberikan subsidi distribusi pangan,” ujarnya.

Hingga kini pihaknya masih mencoba berkomunikasi dengan kepala dinas di tiap provinsi, untuk mengetahui komoditas apa saja yang kurang, agar pihaknya bisa langsung mendistribusikan ke daerah tersebut.

“Tentunya dengan komoditas-komoditas lain kita lakukan, laporan dari dinas-dinas di daerah sudah mencukupi, kecuali jika memang ada bahan pangan yang memang kita masih tergantung pada impor, yaitu bawang putih dan gula pasir,” pungkasnya.