Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang naik-turun selama penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Namun demikian, ia menyatakan kurs rupiah tak akan banyak berdampak terhadap angka inflasi.
"Dampak dari nilai tukar rupiah ke inflasi itu rendah. Inflasi Insya Allah tetap rendah. Inflasi intinya itu rendah. Dalam kondisi normal saja pengaruh rupiah terhadap inflasi saja rendah, apalagi dalam kondisi ini," jelasnya, Kamis (2/4/2020).
Sebagai perbandingan, capaian inflasi Maret 2020 tercatat lebih rendah dibanding sebelumnya, yakni 0,10 persen secara month to month (mtm) berbanding 0,27 persen (mtm) pada Februari 2020.
Advertisement
Menurut Perry, ada beberapa hal yang menyebabkan tekanan inflasi rendah. Pertama, yakni permintaan masyarakat yang rendah sehingga dampak terhadap inflasi juga kecil.
"Kedua, ekspetasi inflasi terjaga, dampak nilai tukar rupiah kepada inflasi rendah, dan pemerintah pastikan kebutuhan pangan masyarakat dikoordinasikan dnegan baik sehingga inflasi tetap rendah," sambungnya.
Â
Masyarakat Tak Perlu Panik
Dia pun menghimbau kepada masyarakat agar tak perlu panik terhadap kenaikan harga, sebab Bank Indonesia memastikan akan terus menjaga stabilitas angka inflasi.
"Intinya inflasi rendah, dan Insya Allah ke depan akan rendah dengan berbagai langkah yang terkendali. Sehingga masyarakat tidak usah panik beli barang. Itu dalam konteks agar harga terkendali," imbuhnya.
Advertisement