Sukses

Mensos Akui Bansos Tak Efektif Cegah Mudik Lebaran

Pemerintah berencana memberikan program bantuan sosial (bansos) bagi warga ibu kota Jakarta yang tidak mudik

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari Batubara mengakui bahwa rencana pemerintah untuk memberikan program bantuan sosial (bansos) bagi warga ibu kota Jakarta, di nilai tidak efektif untuk mencegah warganya melakukan perjalanan mudik pada musim lebaran tahun 2020.

"Memang tidak mudah dan tidak bisa dijamin. Tapi program khusus (bansos) ini kami berharap penerimanya tidak mudik," kata Juliari saat menggelar rapat daring bersama Menko Luhut dan Menko Airlangga, pada kamis (2/4/2020).

Pasalnya kementerian sosial selaku penyelenggara program bansos menegaskan hingga saat ini belum menemukan formula jitu terkait teknis penerapan aturan di lapangan.

Namun, Ia berjanji bahwa secepatnya akan berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menemukan solusi yang efektif. Sehingga masyarakat ibu kota penerima bansos, dapat mematuhi aturan pemerintah untuk tidak mudik, pada saat haru raya Idul Fitri 1441 Hijriyah.

 

2 dari 2 halaman

Arus Mudik Lebih Cepat

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapatkan laporan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X arus pergerakan mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya. Hal tersebut terjadi, kata Jokowi, sejak penetapan tanggap darurat Covid-19 di Jakarta.

"Percepatan arus mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DIY, Jawa Timur," ungkap Jokowi dalam rapat terbatas bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (30/3).

Dia menjelaskan peningkatan tersebut terjadi dalam kurun waktu kurang dari 8 hari. Tercatat terdapat 876 armada bus antarprovinsi yang membawa kurang lebih 14 ribu penumpang.

"Selama 8 hari terakhir tercatat ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14 ribu penumpang dari Jabodetabek ke Jabar, Jateng Jatim dan DIY," ungkap Jokowi.Tetapi dia menjelaskan data tersebut belum terhitung jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi lain. Seperti kereta api, kapal hingga angkutan pribadi.

"Ini belum dihitung arus mudik yang menggunakan transportasi massal lainnya misalnya kereta api atau kapal dan angkutan udara serta menggunakan mobil pribadi," ungkap Jokowi.