Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak lebih dari 3 persen ke level tertinggi dalam tiga pekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas karena ekspektasi langkah-langkah stimulus global untuk melawan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh wabah virus Corona.
Mengutip CNBC, Selasa (7/4/2020), harga emas di pasar spot naik 3 persen ke level USD 1.665,93 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 11 Maret di USD 1.650,18 di awal sesi. Sedangkan untuk harga emas berjangka AS naik 3,9 persen menjasi USD 1.711 per ounce.
Baca Juga
“Permintaan fisik terus mendominasi dan mendukung harga emas. Sejumlah besar stimulus secara efektif menipiskan mata uang sehingga permintaan emas datang dari segala arah, ”kata kepala analis Blue Line Futures di Chicago, Phil Streible.
Advertisement
Kenaikan nilai tukar dolar AS terhenti terhadap sebagian besar mata uang tetapi melanjutkan kenaikannya terhadap yen Jepang karena tingkat kematian akibat virus Corona di Eropa melambat sementara kematian di Jepang dan tempat lain di Asia masih cepat.
Jepang akan memberlakukan keadaan darurat di Tokyo dan enam prefektur lainnya pada hari Selasa untuk mengatasi virus Corona, sementara pemerintah menyiapkan paket stimulus USD 990 miliar untuk melunakkan pukulan ekonomi.
Pandemi Corona telah menginfeksi lebih dari 1,25 juta orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 68.400 kematian, menurut penghitungan Reuters.
Coronavirus adalah tes terbesar Uni Eropa. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pada hari Senin bahwa penting adanya kerja sama blok untuk menahan krisis ekonomi dampak dari pandemi Corona.
Pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia telah mengeluarkan stimulus fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dukungan lain untuk ekonomi yang didasarkan pada pandemi Corona.
3 Faktor yang Tentukan Pergerakan Harga Emas Pekan Ini
Analis membeberkan tiga faktor utama yang bisa menentukan harga emas pada pekan ini sementara pandemi covid-19 berlangsung.
Melansir dari laman Kitco, Senin (6/4/2020), faktor-faktor tersebut antara lain, nilai tukar dolar AS, permintaan safe-haven, dan volatilitas tinggi, yang dapat mempengaruhi harga emas dalam jangka pendek.
1. Dolar AS
Dolar AS, yang telah mendapatkan kekuatan sebagai mata uang safe-haven, akan menjadi hambatan utama untuk harga emas yang lebih tinggi pada minggu depan.
“Biasanya, setiap kali indeks dolar AS bergerak lebih tinggi, emas cenderung mendapatkan sedikit angin sakal. Dolar AS naik cukup besar dan itu telah menjadi salah satu penentu utama ke mana arahnya. Pada akhir Maret, indeks dolar AS berada di sekitar 94, kemudian melonjak ke 103 dan sekarang berada di sekitar 100,” kata kepala strategi global TD Securities, Bart Melek.
Pada umumnya korelasi harga emas dan mata uang Dolar AS adalah negatif. Nilai tukar USD yang sedang kuat akan cenderung menyebabkan harga emas turun dan sebaliknya jika Dolar yang sedang lemah biasanya harga emas akan cenderung naik.
2. Permintaan safe-haven
Meskipun ketidakpastian akibat covid-19 meningkatkan nikai tukar USD, analis yakin bahwa emas akan naik.
"Kami pikir dolar akan tetap cukup kuat, tetapi itu tidak serta merta mengesampingkan kenaikan lebih lanjut pada harga emas di Q2," kata asisten ekonom komoditas Ekonomi, Kieran Clancy.
Clancy menambahkan, prospek jangka pendek untuk emas cukup positif. Selama ada ketidakpastian yang dihadapi ekonomi global dan orang-orang tidak yakin kapan semuanya akan kembali normal, ada peluang bagus untuk mendapatkan lebih banyak safe-haven untuk membeli emas.
Clancy mencatat, selama krisis ini, emas telah melihat investor baru menumpuk ETF yang didukung emas serta logam fisik.
3. Volatilitas
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi harga emas oekan depan adalah volatilitas yang tinggi.
“Kami sangat memperhatikan volatilitas di pasar. VIX penting karena, dalam banyak hal, membantu menentukan posisi pedagang algoritmik seperti CTA dan lainnya. Saat ini, volatilitas telah turun tetapi masih meningkat," jelas Melek.
Melek menambahkan, volatilitas yang tinggi dapat dengan mudah mengubah beberapa posisi emas utama di pasar.
Melek mengingatkan investor bahwa selama masa volatilitas ekstrem, emas tidak berkinerja dengan baik.
"Sayangnya, kami berpikir bahwa ketika wabah mulai memuncak, kami akan memiliki beberapa berita yang sangat buruk, biasanya itu akan baik untuk emas, tetapi itu mungkin sangat baik untuk memindahkan dana investasi ke dalam dolar AS karena orang mungkin perlu mendapatkan likuiditas," kata Malek.
Advertisement