Sukses

Industri Migas Aktif Beri Bantuan Demi Tangani Corona

Untuk memutus penyebaran virus corona, sektor migas telah menggelontorkan Rp 5 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) terkena dampak wabah virus corona (COVID-19). Untuk memutus penyebarannya, sektor tersebut menggelontorkan Rp 5 miliar.

Deputi Dukungan Bisnis Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sulistya Hastuti Wahyu mengatakan, industri hulu migas menjadi salah satu industri yang terdampak oleh pandemi ini. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk terus membantu Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

“Sejak awal pandemi COVID-19 mulai terdeteksi di Provinsi yang terdapat wilayah kerja hulu migas, SKK Migas langsung menggerakkan KKKS di wilayah tersebut untuk aktif memberikan bantuan, utamanya kepada tenaga kesehatan, masyarakat, dan aparatur daerah.” Ujar Sulistya di Jakarta (7/4/2020).

SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berpadu membantu pencegahan penyebaran COVID-19. Hingga saat ini, bantuan yang telah disalurkan berjumlah Rp ‪5 miliar dan dialokasikan ke 11 provinsi yang terdampak.

"Bantuan-bantuan yang diberikan berupa Alat Pelindung Diri (APD), suplemen makanan, dan kegiatan disinfektan di fasilitas-fasilitas umum," paparnya.

 

2 dari 2 halaman

Pemeriksaan Pekerja

Selain memberikan bantuan, SKK Migas juga telah meminta KKKS untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah kerja masing-masing dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kepada pekerja yang akan berangkat ke lapangan, membatasi jumlah pekerja di lapangan, serta mengurangi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Menurutnya, SKK Migas dan KKKS akan terus hadir untuk membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. “Bantuan selanjutnya akan kami fokuskan ke dalam bentuk makanan pokok, mengingat pembatasan sosial masih diberlakukan dan sebentar lagi akan masuk Bulan Puasa, kami berharap dengan bantuan ini masyarakat tidak mengalami kesulitan memperoleh bahan makanan pokok," tutup Sulistya.