Liputan6.com, Jakarta - Dampak dari merebaknya penyebaran virus Corona membuat sebagian perusahaan menerapkan kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH). Bagi karyawan, dengan WFH tentunya ini memberikan suka-duka tersendiri.
Mungkin banyak yang merasa bosan karena tidak bisa jalan-jalan melakukan aktivitas di luar rumah lainnya. Tapi di sisi lain WFH juga membawa keuntungan dalam bentuk penghematan biaya transportasi dan tentu saja waktu.
Kelebihan waktu dan dana transportasi harus dikelola dengan baik. Alasannya, jika para karyawan iseng, maka bisa-bisa menghabiskan uang untuk belanja online. Parahnya jika barang yang dibeli bukan kebutuhan utama.
Advertisement
Pernahkah kamu berpikir, kalau pandemi ini berkepanjangan, apa yang akan terjadi dengan keuangan keluarga, dan bagaimana sebaiknya mengelola penghasilan yang didapat saat ini?
Simak penjelasan Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)Â Dimas Ardhinugraha berikut ini:
Bantu orang lain yang membutuhkan
Pandemi Corona yang terjadi di berbagai belahan dunia ini telah merenggut nyawa dan telah menghilangkan mata pencaharian sebagian masyarakat. Bagi Anda yang saat ini masih menerima penghasilan utuh, ulurkan tangan Anda untuk membantu saudara kita yang kehilangan pekerjaan atau penghasilan.
Bisa juga kamu memberikan bantuan kepada tenaga medis yang berhadapan langsung dengan penanganan Corona.
Donasikan sebagian rezeki Anda untuk membantu mereka. Berapa pun donasi Anda, akan sangat berarti bagi saudara kita dan keluarganya.
Â
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Siapkan dana darurat
Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Bagi karyawan yang saat ini masih memiliki pekerjaan dan menerima gaji secara utuh, manfaatkan rezeki ini dengan sebaik-baiknya. Saya sarankan untuk memprioritaskan dan sesegera mungkin mengisi penuh pos dana darurat.
Dalam kondisi normal, umumnya dana darurat disiapkan untuk menutupi biaya hidup atau pengeluaran selama 3 hingga 6 bulan. Tapi saat ini kita berada dalam kondisi yang tidak normal.
Seperti disampaikan di awal, tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir, dan apa dampaknya bagi keuangan keluarga ke depannya.
Jadi, sarannya: pertama, kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Kedua, siapkan dana darurat untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarga selama 6 bulan hingga 1 tahun.
Hal ini memang sangat besar dan berat. Apalagi harus disiapkan dalam waktu singkat. Tapi perlu diingat, ini bukan kondisi normal. Jika kamu memiliki dana darurat yang cukup, kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi segala ketidakpastian yang mungkin terjadi di depan.
Untuk menyiapkan dana darurat, kamu bisa memanfaatkan beberapa sumber daya. Pertama, maksimalkan dari penghasilan bulanan. Tingkatkan persentase atau porsi dari pendapatan untuk mengisi dana darurat.
Misalnya, jika sebelumnya menyisihkan 5-10 persen kali ini sisihkan 30-40 persen dari penghasilan untuk mengisi pos dana darurat.
Catatan, angka ini hanya perumpamaan ya. Sesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Untuk menambah porsi pos dana darurat, Anda bisa mengambil dari pos transportasi, pos gaya hidup seperti makan di luar, nonton bioskop, liburan, kumpul bareng teman, dan lain-lain.
Kedua, manfaatkan THR. Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan, diikuti hari raya Idul Fitri. Kalau mendapatkan THR, alokasikan mayoritas dana THR untuk mengisi pos dana darurat.
Jangan mudik dulu. Untuk stop penyebaran Corona perlu kerja sama semua orang, termasuk kamu. Kalau tetap #DiRumahAja, pandemi ini diharapkan tidak akan berkepanjangan.
Dana untuk mudik, beli baju baru atau kue-kue lebaran bisa digunakan untuk memaksimalkan isi pos dana darurat. Rayakan Lebaran secara sederhana.
Â
Advertisement
Manfaatkan reksa dana pasar uang untuk menyimpan dana darurat
Simpan dana darurat di tempat yang aman, mudah dicairkan atau likuid, dan tumbuh atau memberikan potensi imbal hasil. Disarankan untuk menyimpan dana darurat di reksa dana pasar uang.
Beberapa kelebihan reksa dana pasar uang diantaranya adalah sangat terjangkau, likuid karena dana yang dicairkan akan masuk ke rekening tabungan nasabah dalam waktu yang telah ditetapkan dalam prospektus, tidak ada biaya masuk dan keluar, bukan objek pajak, dan memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan atau deposito.
Sebagai gambaran, saat ini suku bunga deposito sekitar 4,5 persen belum dipotong beban pajak. Bunga tabungan tentunya lebih kecil daripada bunga deposito. Sementara itu, reksa dana pasar uang Manulife Dana Kas II memberikan imbal hasil sebesar 6,11 persen net (tidak dipotong pajak) dalam periode 1 tahun (berdasarkan kinerja produk per 7 April 2020).
Enaknya juga adalah pembukaan rekening dan transaksi reksa dana saat ini juga sudah dapat dilakukan secara online tanpa harus tatap muka, jadi kita bisa tetap #DiRumahAja.