Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 4,5 persen.
Sedangkan untuk suku bunga Deposit Facility juga turun tetap berada di 3,75 persen dan suku bunga Lending Facility juga tetap di 5,25 persen.
"Keputusan ini memertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakstabilan pasar keuangan global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Selasa (14/4/2020).
Advertisement
Perry menegaskan, keputusan ini diambil meski BI tetep melihat adanya ruang penurunan suku bunga acuan sejalan rendahnya nflasi dan perlunya mendorong pertumbuhane ekonomi.
Seperti diketahui, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menguat pada perdagangan Selasa pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/4/2020), rupiah dibuka di angka 15.700 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.630 per dolar AS. Jelang siang hari, rupiah menguat bergerak ke 15.681 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.680 per dolar AS hingga 15.706 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 13,09 persen.
Sedangkan dasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.722 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.840 per dolar AS.
"Sentimen pasar cukup positif pagi ini dengan indeks saham Asia dan indeks saham berjangka AS bergerak positif pagi ini. Rupiah bisa terbantu menguat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/2/2020).
Ariston menuturkan, pergerakan rupiah juga menantikan keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia Selasa siang nanti.
BI kemungkinan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin untuk memberikan stimulus ke pasar karena dampak negatif wabah COVID-19 ke perekonomian Indonesia.
Â
Sentimen Global
Kebijakan pemangkasan itu juga sejalan dengan kebijakan pemangkasan suku bunga lanjutan The Fed yang sudah mendekati nol persen.
"Kebijakan untuk membantu pemulihan ekonomi, bisa positif untuk rupiah," ujar Ariston.
Sebelumnya, pasar akan melihat hasil data neraca perdagangan China untuk bulan Maret. Data itu bisa menjadi sentimen negatif ke aset berisiko bila hasilnya lebih buruk dari estimasi.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.500 per dolar AS hingga Rp15.800 per dolar AS.
Advertisement