Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono, mengungkapkan ditengah pandemi corona atau covid-19 masih ada 1,3 juta warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang ingin mudik lebaran 2020.
Dengan sebaran tujuan pemudik Jawa Tengah+DIY 41 persen, Jawa Timur 20 persen, Jawa Barat 13 persen, dan Lampung+Sumatera Selatan 8 persen.
"Ini lah yang perlu dilihat dampak mudik di wilayah Jateng, Jatim, Jabar, dan DIY jadi daerah ODP atau penularan baru atau daerah wabah baru. Kalau mudik ini tidak ditangani pemerintah," tegas Agus melalui tayangan video conference pada, Senin (14/4).
Advertisement
Menurutnya berdasarkan hasil rapat bersama Kementerian perhubungan, diketahui sebesar 900 ribu orang telah mudik lebih awal dan sisanya 2,6 juta masih tertahan di wilayah Jabodetabek.
Sebab, setengah dari 2,6 juta orang tersebut berprofesi sebagai PNS, pegawai BUMN, BUMD, dan instansi pemerintah lainnya yang sudah mendapat Instruksi Presiden Jokowi untuk menunda pelaksanaan mudik guna menekan penyebaran virus corona.
"Artinya...masih ada 1,3 juta orang yang dianggap masih ada keinginan mudik,” jelas dia.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
3 Alasan Mudik
Agus kemudian mengungkapkan tiga alasan para pemudik yakni, nekat mudik karena budaya tahunan, nekat mudik karena tidak ada pendapatan untuk menanggung biaya hidup di perantauan, dan bersikeras mudik karena permintaan orang tua dan keluarga untuk berkumpul bersama.
Oleh karenanya untuk mencegah penyebaran wilayah pandemi corona, pemerintah diminta aktif mengkampanyekan gerakan jangan mau jadi orang dalam pengawasan (ODP) demi meningkatkan kesadaran calon pemudik untuk keselamatan keluarga dan warga lainnya di kampung halaman.
Selain itu, pemberian bantuan langsung tunai (BLT), bahan pangan pokok dan voucher komunikasi berupa paket data internet untuk melepas rindu di musim mudik lebaran."Ini (mudik) adalah siklus sulit dideteksi penularannya (virus covid-19), tetapi itu terjadi." tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement