Sukses

Tak Hanya Corona, Kinerja PGN juga Tertekan Penurunan Harga Minyak

Turunnya harga minyak dunia juga membuat harga LNG turun drastis dibandingkan dengan harga gas bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian global saat ini sedang berada dalam situasi yang tidak menentu. Selain karena wabah Corona covid-19, adanya perang dagang AS dengan China dan perang minyak antara Arab Saudi dan Rusia, membuat situasi ekonomi dunia semakin tidak menentu.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), Dilo Seno Widagdo, dalam sebuah video konferensi, Selasa (14/4/2020), mengatakan berbagai tekanan tersebut sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.

"Bukan hanya covid-19, cobaannya ini memang datangmya bersama-sama. Artinya ini kebetulan juga ada masalah perang dagang. Perang dagang ini memang mengakibatkan terjadinya penurunan skala industri dimana terjadinya hambatan dari sisi perdagangan," jelas dia. 

"Kemudian juga ditambah lagi adanya perang minyak antara Rusia dan Arab Saudi. Ini akhirnya bukan hanya skala pertumbuhan ekonomi saja yang menjadi turun, tetapi juga membuat harga minyak ikut turun," tambah Dilo.

Turunnya harga minyak dunia juga membuat harga LNG turun drastis dibandingkan dengan harga gas bumi, dan hampir terdepresiasi sekitar 40 persen.

"Turunnya harga minyak dunia, ini kita melihat bahwa konsekuensinya secara harga LNG hari ini juga menurun drastis. Jadi hampir terdepresiasi sekitar 40 persen, dan ini kita melihat LNG itu sekarang lebih murah daripada harga gas yang diproduksi di darat," bebernya.

Dengan harga LNG yang murah ini, Dilo mengatakan bahwa sebenarnya bisa menjadi momentum untuk bisa ikut mengembangkan pasar-pasar baru yang hari ini belum dipenetrasi oleh PGN.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PGN Incar Kapal Internasional di Selat Malaka untuk Penjualan LNG

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus gencar mendorong pemakaian gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar pengganti BBM. Terbaru, perseroan baru saja menjalin kesepakatan dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) terkait implementasi penggunaan LNG untuk 3.000 truk logistik.

Tak hanya truk, Direktur Strategi dan Pengembangan PGN Syahrial Mukhtar menyatakan, pihaknya juga mau memperluas pemakaian LNG sebagai bahan bakar bagi kapal laut.

"Jadi konversi dari fuel BBM diesel ke LNG itu dari kapal memang sebetulnya aturan IMO (International Maritime Organization) itu sudah mengharuskan kapal yang menggunakan sulfur yang lebih rendah. Dalam hal ini LNG jadi salah satu yang bisa dipakai," jelasnya di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (6/3/2020). 

Syahrial menargetkan, PGN dapat memasok LNG untuk kapal-kapal internasional yang berlayar melintasi Selat Malaka. Sebagai persiapan, PGN disebutnya bakal membangun bunker khusus LNG di Arun, Lhokseumawe, Aceh.

"Ke depan kita juga sedang siapkan juga fasilitas di Arun untuk LNG bunkering. Yang jadi target kita adalah kapal-kapal yang melintasi Selat Malaka, yang kapal-kapal di jalur internasional," tuturnya.

"Kita akan isi LNG untuk mereka dari LNG yang memang kita punya fasilitas di Arun, Lhokseumawe, Aceh," dia menambahkan.

Video Terkini