Liputan6.com, Jakarta - Meluasnya wabah virus corona ke berbagai negara makin meningkatkan risiko resesi ekonomi global pada tahun 2020. Namun, pengaruhnya terhadap kepanikan pasar keuangan dunia berangsur-angsur mulai menurun.
Kepanikan pasar keuangan dunia sempat meningkat tinggi pada Maret 2020. Memasuki April, kepanikan para investor mulai berkurang.
Kondisi ini terjadi karena berbagai negara telah memberikan kebijakan di pasar keuangan. Sehingga muncul kembali kepercayaan investor terhadap pasar keuangan.
Advertisement
"Ini didukung sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh di banyak negara," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (14/4).
Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang tercermin pada penurunan volatility index (VIX). Semula 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020.
Lebih lanjut Perry menuturkan, risiko resesi ekonomi global pada 2020 dipengaruhi oleh penurunan permintaan. Selain itu proses produksi terganggu akibat terbatasnya mobilitas manusia.
Hal ini sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran virus corona. Akibatnya pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara di kawasan Eropa diprakirakan mengalami kontraksi pada tahun 2020.
"Padahal berbagai kebijakan ultra-akomodatif dari kebijakan fiskal dan moneter telah ditempuh," kata Perry.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang
Prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan juga menurun. Risiko resesi ekonomi dunia pun mengikuti pola penyebaran virus asal Wuhan-China ini.
"Terutama terjadi pada Triwulan-II dan Triwulan-III tahun 2020. Baru akan mengalami pemulihan mulai Triwulan-IV 2020," kata Perry.
Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat tinggi. Ini didorong dampak positif kebijakan yang ditempuh di banyak negara, selain karena faktor base effect.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement