Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten masduki, mengatakan bahwa bahwa pemerintah telah menyiapkan 6 strategi untuk menyelamatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) dari tekanan wabah virus Corona. Ia pun meminta agar pelaku UMKM jujur sehingga bantuan dapat adil dan merata.
Teten menjelaskan, enam bantuan strategi tersebut pertama adalah memberikan relaksasi cicilan selama 6 bulan untuk UMKM. Kedua, memberikan pinjaman baru untuk ultra mikro pinjamannya yang di bawah Rp 10 juta. Ketiga, penghapusan pajak kepada UMKM selama 6 bulan.
Baca Juga
Keempat, menambah jumlah penerima bantuan jumlah sosial. kelima, mengintegrasikan program jaminan sosial terutaman kartu sembako murah dengan warung-warung sembako. Keenam, alokasikan anggaran untuk perkuat daya beli produk UMKM yang beli secara online.
Advertisement
Lanjut, memang saat ini Kementerian Koperasi dan UKM tidak memiliki big data untuk mengelola pelaku UMKM, karena sifat dari UMKM sangat dinamis, atau mudah melakukan buka-tutup usaha dan berganti usaha secara cepat.
“Tapi saat ini karena situasi yang semakin sulit, kita tidak lagi mencari data-data baru, kita coba saja dengan pendekatan-pendekatan untuk 6 program pemerintah itu, semoga bisa tersasar semua,” kata dia saat acara Livestreming bersama Liputan6.com dengan tema Sanggupkah UMKN Bertahan Melawan Pandemi Corona, Rabu (15/4/2020).
Kendati begitu, Kementerian Koperasi dan UKM memperoleh data-data dari penerima kredit yang melalui Badan Layanan Umum (BLU) pemerintah, koperasi, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan. Sehingga diperoleh data berjumlah 70 juta pelaku UMKM.
Dirinya berharap bagi pelaku UMKM yang belum terasar selain dari 70 juta UMKM yang terdata, akan diberikan bantuan jaminan sosial, terutama untuk UMKM yang benar-benar diambang tak bisa ditolong lagi, pihaknya akan memberikan bantuan tunai.
Selain itu, program pemerintah itu tidak hanya untuk menyasar UMKM saja melainkan juga untuk koperasi dan individu-individu.
“Perorangan ini disasar oleh program jaminan sosial di Kementerian Sosial. Kami di Kementerian Koperasi sedang melakukan pendataan kalau untuk ada individu yag membutuhkan bisa dimasukan stimulus ekonomi bisa kita data melalui call center, tentu akan kami cek dahulu melalui nomor induk kependudukan, apakah sudah mendapatkan bantuan atau belum, satu orang yang sama mendapatkan semua program,” pungkasnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Beda Kondisi UMKM Saat Pandemi Corona di 2020 dengan Krisis Ekonomi 1998
SebelumnyaTeten juga menuturkan beda kondisi UMKM nasional saat ini dibandingkan saat krisis keuangan pada 1998.
Saat krisis ekonomi, UMKM bisa menjadi penolong perekonomian nasional, sementara saat ini ikut terpuruk bersama sektor lain akibat pandemi Virus Corona Covid-19.
BACA JUGA
"Pada 1998, UMKM betul-betul jadi penyelamat ekonomi nasional, ketika banyak usaha besar, perbankan berjatuhan. Ekspor UMKM malah naik sampai 350 persen," jelas dia saat acara Livestreming bersama Liputan6.com dengan tema Sanggupkah UMKN Bertahan Melawan Pandemi Corona, Rabu (15/4/2020).
Pada 1998, UMKM bisa menggeliat di tengah krisis keuangan dipicu beberapa hal. Salah satunya Dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat, memberi keuntungan bagi UMKM yang mengekspor produknya.
"Ekspor UMKM kebanyakan furniture, yang berbasis bahan baku lokal. Kemudian hasil laut, pertanian, tambang, rempah itu meningkat hingga 350 persen," ungkap dia.
Sementara saat ini, tak hanya dalam negeri, kondisi global juga melesu terimbas Virus Corona. Sehingga mendorong permintaan produk ekspor melemah.
Meski demikian, dia tetap melihat peluang dari kondisi yang ada. Seiring melesunya perekonomian global membuka peluang bagi UMKM nasional untuk mengisi pasar dalam negeri lebih besar.
UMKM bisa Menggantikan posisi produk impor. Misalkan untuk komoditas sayuran, buah-buahan, bahan baku sparepart yang impornya terganggu.
"Opportunity di UMKM adalah mensubtitusi produk impor, misal seperti buah, jamur, sayur, bahan baku industri spare part karena impor terganggu. Jadi ini sebenarnya bisa disubtitusi oleh UMKM," tegas dia.
Advertisement