Sukses

Dekopin Bentuk Tim Khusus Selamatkan Koperasi dari Ancaman Corona

Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) berkonsolidasi untuk terlibat aktif dalam gerakan nasional penanganan Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) berkonsolidasi untuk terlibat aktif dalam gerakan nasional mencegah penularan dan penanganan Covid-19.

Lebih dari itu, organisasi tunggal Gerakan Koperasi Indonesia itu juga berupaya mengatasi dampak buruk pandemi Covid-19 secara sosial ekonomi bagi anggota Koperasi di seluruh Tanah Air.

“Gerakan Koperasi Indonesia terpanggil untuk hadir dan berkontribusi nyata dalam masa sulit ini. Dekopin mendorong koperasi-koperasi Indonesia memfasilitasi anggotanya yang memiliki kepedulian sosial, baik dalam upaya pencegahan penularan dan penanganan Covid-19 maupun membantu anggotanya yang terdampak secara ekonomi. Dengan modal semangat kekeluargaan dan gotong-royong yang menjadi jatidiri Koperasi, solidaritas Gerakan Koperasi diuji untuk berbuat nyata, sekecil apa pun itu,” ujar Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Selain asas kekeluargaan dan gotong-royong, Nurdin Halid menyebut bahwa kekuatan Gerakan Koperasi Indonesia terletak pada struktur organisasi dan jaringan gerakan Koperasi yang tersebar di seluruh negeri. Saat ini, struktur Gerakan Koperasi meliputi 60 induk Koperasi, 33 Dekopinwil, 486 Dekopinda, dengan jumlah anggota sekitar 35 juta orang.

“Melalui Rapat Pengurus Harian ini, kami melakukan konsolidasi di tingkat pusat dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan konsolidasi di tingkat propinsi dan kabupaten/kota hingga pedesaan karena koperasi-koperasi kita tersebar hingga di pedesaan,” kata dia.

Secara garis besar, ada tiga keputusan penting dalam rapat virtual tersebut. Pertama, pembentukan Tim Khusus mengantisipasi pandemi Covid-19. Tim Khusus ini terdiri dari tiga bidang, yaitu Tim Peduli Covid-19, Tim ZIS ( Zakat, Infaq dan Sadaqah), dan Tim Tanggap Sosial.

Tim Peduli Covid-19 akan mengupayakan memberikan bantuan APD, termasuk masker dan hand sanitizer, kepada para anggota gerakan koperasi untuk mencegah penyebaran virus corona, Covid-19.

“Kami akan mengupayakan pengadaan APD, masker, dan hand sanitizer dari berbagai pihak seperti dari pemerintah, pihak swasta maupun dari gerakan koperasi sendiri,” ungkap ketua Tim Peduli Covid-19 Pahlevi Pangerang yang juga menjabat Sekjen Dekopin.

Sedangkan Tim Tanggap Sosial dikomandoi oleh Wakil Ketua Umum Dekopin Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Sharmila yang akan fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan pokok anggota Koperasi yang terdampak Covid-19. Menurut dia, pendemi Covid-19 yang masif berakibat menurunnya bahkan hilangnya pendapatan usaha anggota Koperasi.

“Sumber sembako akan kami upayakan dari berbagai pihak seperti program bantuan sosial Pemerintah, perusahaan swasta, BUMN dan BUMD, maupun dari jaringan Koperasi sendiri. Penyalurannya nanti bisa lewat induk-induk dan pusat-pusat Koperasi. Khusus di Jakarta, selain bersinergi dengan induk-induk Koperasi, tim kami akan bekerjasama dengan jaringan Sahara (Sahabat Usaha Rakyat) yang beranggotakan 10 ribu warung tradisional atau toko kelontong,” ujar Sharmila.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Recovery Usaha Koperasi

Dekopin juga memutuskan untuk membentuk 4 tim yang khusus menangani dampak jangka Panjang Covid-19 bagi usaha koperasi maupun usaha anggota Koperasi.

Keempat tim itu ialah Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder Nasional, Tim Recovery Usaha Koperasi Primer, Tim Kartu Prakerja, dan Tim Recovery Kredit untuk Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit maupun Koperasi produksi, Koperasi jasa, dan Koperasi konsumen.

Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder Nasional dipimpin oleh Wakil Ketua Umum Dekopin Bidang Penerapan Inovasi Koperasi Pedesaan, Koperasi Pariwisata, Pengangkutan dan Pergudangan Ferry Yuliantono. Tim Recovery Usaha Koperasi Primer dikomandoi oleh Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Wilayah dan Bidang Pengawasan Abdul Wahab Bangkona.

Kemudian, Tim Kartu Prakerja yang dikoordinir oleh Wakil Ketua Umum Bidang Kelembagaan dan Keanggotaan Agung Sujatmoko, akan mengupayakan agar anggota-anggota Koperasi diikutsertakan dalam program Kartu Prakerja Pemerintah. Dan Tim Recovery Kredit diketuai oleh Ketua Komite Fasilitas Sumber Permodalan Koperasi Dekopin M. Gufron.

Menurut Ferry Yuliantono, hasil inventarisasi di seluruh Indonesia Koperasi dan UMKM yang terdampak Covid-19 sangat besar. Karena itu, Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder yang dipimpinnya akan mengelompokkan koperasi-koperasi terdampak ke dalam beberapa kategori.

“Kategori pertama adalah yang terdampak tapi perlu bimbingan tim akan mendampingi pengelolaanya. Seperti inkubator bisnis. Untuk yang terdampak parah, Tim akan melakukan intervensi baik modal maupun akses melalui bantuan likuiditas maupun stimulus lainnya. Tim juga dimungkinkan untuk melakukan akuisisi ataupun pengalihan kepemilikan guna menghidupkan yang terdampak akut,” ujar Ferry yang juga Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

 

3 dari 3 halaman

Hidupkan Pasar Tradisional

Selain itu, lanjut Ferry Yuliantono, timnya juga memprioritaskan Induk Koperasi Unit Desa atau pun Koperasi sekunder yang berbasis produksi di pedesaan serta Induk Koperasi Pedagang Pasar ataupun yang bergerak di sektor distribusi dalam rangka mengantisipasi secara jangka panjang apabila pandemi corona ini berlangsung lebih lama.

Senada dengan Ferry, Ketua Tim Recovery Usaha Koperasi Primer Abdul Wahab Bangkona mengatakan bahwa salah satu fokus perhatian di masa sulit ini ialah menghidupkan pasar tradisional sebagai muara dari semua proses kerja dari hulu hingga distribusi. Jika pasar bertahan hidup, maka petani, peternak, nelayan, petambak, pedagang, distributor, akan hidup sehingga kebutuhan masyarakat luas sebagai konsumen pun tetap terpenuhi di tengah pandemic Covid-19.

“Di masa sulit seperti sekarang, kami akan mendorong Pemerintah agar fokus memback-up mata rantai produksi, distribusi, hingga pasar. Di hulu harus dipastikan petani, peternak, nelayan terus bisa berproduksi maksimal dan para distributor bisa memasok ke pasar-pasar. Memang kendalanya, kita tidak punya database koperasi dan anggotanya," tutur Abdul Wahab.

Untuk itu, Tim kami akan melakukan koordinasi internal dengan Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder dan Tim Recovery Kredit, juga dengan induk-induk dan pusat-pusat Koperasi yang membawahi Koperasi primer. Secara eksternal, kami akan mengupayakan dukungan program Pemerintah dan BUMN maupun pihak swasta,” tutup dia.