Sukses

Kemenhub: Ada Kemungkinan Mudik Dilarang

Keputusan akhir apakah mudik akan dilarang atau tidak itu berada di tangan Kementerian Kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali membuka opsi melarang masyarakat mudik pada momen Lebaran 2020 guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
 
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya akan menggelar rapat bersama Ad Interim Menteri Perhubungan Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini.
 
"Nanti sore pak Luhut minta ke saya. Kalau ada statement mudik dilarang, skema kita seperti apa? Gimana model pergerakan kendaraan umum? Nanti sore akan dirapatkan," ujar dia dalam sesi teleconference, Jumat (17/4/2020).
 
"Kemungkinan larangan mudik dilakukan kalau melihat situasi ke depan. Apalagi hari libur nasional sudah digeser ke akhir tahun," Budi menambahkan.
 
Meski begitu, ia menyatakan, keputusan akhir apakah mudik akan dilarang atau tidak itu berada di tangan Kementerian Kesehatan, yang akan membuat indikator tentang situasi seperti apa saat pemerintah harus melarang mudik. 
 
Budi mengutarakan, Kemenhub dalam hal ini hanya akan mengatur pergerakan transportasi, kendaraan apa saja yang boleh dan tidak boleh beraktivitas jika mudik dilarang.
 
"Indikator sedang dipertimbangkan dari semua aspek. Ini kami akan menunggu keputusan pemerintah. Yang seperti ini saya dapat petunjuk dari pak Luhut, kalau penumpang oke dilakukan (dilarang). Tapi kalau kendaraan logistik jangan," tuturnya.
 
 
2 dari 2 halaman

Tradisi Mudik Dinilai Bisa Picu Gelombang Kedua Penularan Corona

Akademisi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Supriyati menyebutkan apabila masyarakat tetap melakukan tradisi mudik pada musim Lebaran 2020 dikhawatirkan bisa memicu terjadinya gelombang kedua penularan virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.

"Sebenarnya larangan mudik itu harusnya tetap diberlakukan. Kita khawatir kalau dibebaskan nanti setelah Lebaran atau setelah mudik terjadi second wave," kata Anggota Tim Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM itu dalam webinar tentang Covid-19 yang dipantau melalui kanal YouTube di Jakarta, Kamis 16 April 2020.

Dilansir Antara, Supriyati menyebut, kegiatan masyarakat kota yang pulang ke kampung halaman dengan waktu perjalanan yang lama sangat berpotensi terjadi kasus penularan.

Dia mengingatkan, orang tanpa gejala (OTG) yaitu orang yang sebenarnya telah terinfeksi Covid-19 namun tidak mengalami sakit atau gejala apapun sangat mudah menularkan ke orang lain.

Apabila kegiatan mudik atau perpindahan masyarakat secara masif dari kota ke sejumlah daerah, virus Covid-19 bisa berpindah dari daerah yang telah terjangkit ke daerah yang masih aman dari penyebaran virus tersebut.