Liputan6.com, Jakarta Perekonomian China menyusut untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir imbas Virus Corona melumpuhkan negara itu dimulai pada akhir 2019.
Produk domestik bruto (PDB) di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu turun 6,8 persen pada Januari-Maret dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman AFP, Jumat (17/4/2020), Data Biro Statistik Nasional (NBS) menandai ini menjadi kontraksi pertama sejak pemerintah mulai mencatat kinerja triwulanan negara tersebut di awal 1990-an. Ini juga berbanding terbalik dari kondisi pada kuartal keempat 2019.
Angka itu mengalahkan perkiraan penurunan polling analis AFP sebelum laporan dirilis sebesar 8,2 persen. Para ekonom telah lama curiga jika data ekonomi resmi Tiongkok dipoles karena alasan politik.
"Kontraksi aktual pada kuartal pertama, terutama pada bulan Maret, bisa lebih buruk dari angka yang disarankan," kata Analis Nomura.
Â
Â
Tak Lekas Pulih
Para ahli memperingatkan bahwa pertumbuhan tersebut tidak mungkin segera pulih. Permintaan barang China yang tertekan di pasar luar negeri yang juga bergulat dengan pandemi.
Kekhawatiran wabah gelombang kedua, menyeret upaya untuk kembali menghidupkan secara penuh perekonomian China, yang menjadi mesin utama pertumbuhan global.
"Kami sekarang menghadapi tekanan yang meningkat dalam pencegahan infeksi epidemi impor, serta kesulitan dan tantangan baru untuk melanjutkan kembali pekerjaan dan produksi," kata juru bicara NBS Mao Shengyong dalam konferensi pers.
Advertisement