Liputan6.com, Jakarta - IMF memprakirakan ekonomi dunia akan kontraksi. Perekonomian global diperkirakan tumbuh minus 3 persen pada 2020. Turun dari 2,9 persen dibandingkan pada tahun 2019.
"IMF memprakirakan perekonomian global tumbuh -3,0 persen pada 2020, turun dari 2,9 persen pada 2019," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Wijanarko dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (17/4).
Baca Juga
Hal itu disampaikan pada rangkaian Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund dan World Bank (IMF-World Bank). Acara ini diselenggarakan secara virtual pada 14-16 April 2020 dan diikuti oleh Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari berbagai negara.
Advertisement
IMF juga memprediksi ekonomi global akan pulih secara bertahap dan tumbuh hingga 5,8 persen pada tahun 2021. Hal itu seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali normal dengan dukungan kebijakan yang telah dilakukan negara-negara anggota G-20.
Menghadapi kondisi tersebut, IMF menegaskan pentingnya upaya mengatasi COVID-19 melalui kebijakan di bidang kesehatan yang disertai dengan langkah-langkah dalam memitigasi dampak ekonomi. Langkah tersebut dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, keuangan, kerja sama internasional (multilateral dan regional), peningkatkan kepercayaan global, dan upaya-upaya percepatan pemulihan ekonomi.
Â
Bauran Kebijakan
Dalam pertemuan tersebut Onny menyebut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan di area kesehatan, fiskal dan moneter. Selain itu, peran lembaga internasional sangat penting dalam menjaga resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global.
Termasuk menjaga likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi. Dalam upaya tersebut, Indonesia bersama negara G20 lainnya mendukung G20 Action Plan dalam menghadapi krisis akibat wabah virus corona.
Pertemuan tersebut juga membahas dampak merebaknya Covid-19 terhadap risiko pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian terkait durasi wabah, kemungkinan mutasi virus, dan efektivitas dari berbagai upaya menahan penyebaran virus.
Risiko lain yang menjadi perhatian adalah dampak yang ditimbulkan pada sektor finansial, pasokan barang, kegiatan perdagangan, dan kepercayaan. Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dan Lembaga/Instansi terkait akan terus berupaya memperkuat koordinasi dan sinergi dalam memitigasi implikasi penyebaran virus.
Sekaligus untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Anisyah Al Faqir
Merdeka.com
Advertisement