Liputan6.com, Jakarta - Wacana untuk memberikan program kartu prakerja terhadap para artis, manajemen artis dan pekerja seni lainnya menuai pro kontra di tataran masyarakat. Gagasan tersebut muncul dalam rapat virtual Komisi X DPR RI bersama Menpar Wishnutama dan Ikatan Manajer Artis Indonesia (IMARINDO), Senin (6/4).
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, pun angkat suara terkait hal ini.
Menurut Puspa penerima program kartu prakerja pada dasarnya tidak terikat dengan jenis profesi tertentu. Sebab program ini bertujuan sebagai jaring pengaman sosial untuk melindungi masyarakat bawah yang paling terdampak wabah corona.
Advertisement
"Memang terbuka buat siapapun dan kartu prakerja diprioritaskan bagi pekerja yang kehilangan mata pencaharian, penurunan pendapatan dan pelaku UMKM yang terdampak wabah corona," ujar Puspa saat hubungi Merdeka.com, Sabtu (18/4).
Dia meluruskan bahwa kartu prakerja tidak menyasar kalangan artis ibu kota karena secara financial bukanlah termasuk golongan yang diprioritaskan. Sebab artis umumnya masih mempunyai pendapatan tambahan yang diperoleh dari endorse berbagai brand ternama, ditengah ancaman virus asal kota Wuhan.
Berbeda nasibnya dengan yang dialami pekerja seni daerah seperti seniman ludruk, ketoprak, wayang, sinden, dan lainnya yang terampas mata pencahariannya akibat wabah corona. Sebab banyak acara pementasan seni yang dibatalkan karena bertentangan dengan kebijakan pemerintah mengenai pshycal distancing.
"Sehingga pendapatan mereka otomatis turun bahkan tidak ada pemasukan sama sekali. Mereka (seniman daerah) memenuhi kriteria program kartu prakerja," tegasnya.
Bisa Diakses Siapapun
Untuk itu, bagi seluruh masyarakat yang terdampak wabah corona dengan usia 18 tahun ke atas dan tidak sedang menempuh pendidikan tinggi diharapkan segera melakukan pendaftaran program kartu prakerja secara mandiri melalui website resmi program kartu prakerja.
"Hal ini sekaligus membuktikan bahwa kartu prakerja bersifat transparan dan bisa diakses siapapun," singkat Puspa.
Sementara itu, Santoso yang merupakan seorang seniman jalanan di Kabupaten Cirebon mengatakan sejak wabah corona melanda Indonesia pada Maret 2020, pendapatan hariannya berkurang drastis hingga 70 persen. Alhasil dalam satu hari ia hanya mampu mengantongi pendapatan dibawah Rp 50.000 bagi empat orang anggota keluarganya.
Menurutnya pembatasan jam operasional sejumlah sentra ekonomi dan kuliner menjadi dalang utama turunnya pendapatan seniman jalanan. Bahkan bapak dua orang anak tersebut, terpaksa beralih profesi menjadi buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya disaat kondisi ekonomi sulit.
Santoso pun berharap pemerintah segera merealisasikan bantuan blt maupun sembako untuk meringankan beban ekonomi yang kian berat ditanggungnya.
"Ya kalau urusan perut kan ga bisa ditunda mas, harus cepet diberi bantuan lah rakyat ini," keluh dia.
Advertisement