Sukses

Meski Bosan di Rumah, Pemerintah Minta Masyarakat Tak Mudik Dulu

Sampai hari ini pemerintah belum menyatakan melarang mudik melainkan berupa imbauan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), khususnya di Jakarta, membuat beberapa orang merasa bosan. Pasalnya, banyak pendatang yang tinggal di kost dengan ruangan yang umumnya tidak terlalu besar dengan fasilitas yang minim. Sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan selama PSBB.

Sebuah pertanyaan menggelitik dilontarkan salah satu warganet saat menyimak sharing 'Jangan Mudik ke Desa, Tak Pulang Karena Sayang' Liputan6.com, Sabtu (18/4/2020), bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendesa PDTT), Abdul Halim Iskandar.

"Pak, kalau mudiknya secara diam-diam, apakah terpantau oleh Pemerintah? Bosan saya Pak, di kost terus," keluh warganet tersebut.

Hal itu sontak memancing tawa di ruang sharing, tak terkecuali Gus Halim, panggilan akrab Mendes, yang juga terkekeh menyimak keluhan tersebut.

Namun demikian, Gus Halim menjelaskan bahwa kemungkinannya masih bisa terdeteksi. Sebab, sudah ada beberapa protokol transportasi yang mengatur perjalanan selama covid-19.

"Ini akan ada protokol transportasi, kan sudah mulai di sosialisasi itu, misalnya kalau naik motor nggak boleh boncengan, kalau bawa mobil kan pasti lewat tol, lewat jalan jalan, kan pasti ada pemeriksaan. Nah nanti akan kelihatan ini mudik atau bagaimana. Dari sisi kendaraan yang ditumpangi saja sudah kelihatan," jelasnya.

"Tapi kalau namanya diam-diam, terus berangkatnya malam, terus pas banyak orang yang nggak tahu, penjagaannya banyak yang lengah, ya mana bisa kita memantau. Makanya kita tidak bisa melarang," imbuhnya.

Untuk itu, Gus Halim kembali menegaskan bahwa sampai hari ini pemerintah belum menyatakan melarang mudik melainkan berupa imbauan.

2 dari 3 halaman

Akan Ada Reborn Kunjungan Wisata ke Daerah Pasca Berakhirnya Corona

Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar memperkirakan akan terjadi lonjakan tajam terhadap kunjungan wisatawan ke daerah-daerah wisata pasca wabah virus corona selesai.

Hal ini bisa menjadi salah satu pendorong bagi ekonomi Indonesia bisa bangkit dengan cepat setelah dihantam wabah ini.

"Prediksi kita akan ada reborn kunjungan masyarakat ke daerah-daerah wisata, makanya kita siapkan. Pasca Covid ini ekonomi bisa tumbuh cepat. Bukan hanya desa bisa lakukana manajemen covid dengan baik tapi juga lakukan pendataan desa-desa yang punya produktivitas sehingga setelah covid bisa kembali" ujar dia dalam Live Streaming Liputan6.com dengan tema Jangan Mudik ke Desa, Tak Pulang Karena Sayang, Sabtu (18/4/2020).

Sebagai persiapan dari reborn kunjungan wisatawan ini, lanjut Halim, dirinya telah menghimbau kepala desa untuk memperbaiki dan merawat objek wisatanya dengan baik sehingga siap penyambut lonjakan kunjungan ketika wabah corona ini selesai.

"Hari ini saya minta yang punya objek wisaya dirawat yang bagus untuk reborn, desa yang punya ketahanan pangan, ini yang agak terhambat ekspornya kita fasilitasi seperti adanya gudang, sehingga kalau ini selesai ekspornya kembali, rebornnya cepat," kata dia.

Halim juga berharap wabah corona ini bisa selesai, sehingga kegiatan ekonomi Indonesia tidak hanya di perkotaan mapun pedesaan bisa kembali normal.

"Kita berharap ini tidak lama-lama. Ini wujud optimisme kita ini disiapkan dengan baik sehingga terkelola dengan baik," tandas dia.  

3 dari 3 halaman

Mendes Abdul Halim Terpesona Potensi Ekonomi Purbalingga

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengusulkan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah sebagai lokasi wajib untuk dikunjungi Presiden Jokowi. Kunjungan tersebut terkait dengan implementasi penggunaan Dana Desa untuk pengembangan ekonomi dan Sumber Daya Manusia.

"Jawa Tengah hanya satu yang saya usulkan untuk dikunjungi Presiden, yaitu Kabupaten Purbalingga," ujar Abdul Halim Iskandar saat Kunjungan Kerja di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Selasa, 10 Maret 2020. 

Dia melihat desa di Purbalingga melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki potensi untuk berkembang memakmurkan masyarakat. Sebagai contoh, BUMDes Desa Serang yang saat ini bergerak di bidang pariwisata dan pertanian telah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan meraup pendapatan Rp3,4 miliar.

BUMDes merilis 10 persen kepemilikan saham untuk masyarakat desa, sedangkan 90 persen tetap dijadikan milik Desa Serang. Bahkan, ada rencana BUMDes Serang untuk berinvestasi di desa lain.

"Desa lain jangan mau kalah, sebelum Pak Kades (Sugito) investasi di desa lain, ikut juga investasi di sini," katanya.

Selain itu, masing-masing desa harus siap untuk digitaliasi desa. Seperti Desa/Kecamatan Karanganyar, Kepala Desa Taufik mendorong penggunaan aplikasi untuk administrasi kependudukan, inventarisasi aset, pertanahan, pemetaan digital, keuangan desa, dan pasar digital.