Liputan6.com, Jakarta The National Maritime Institute (Namarin), sebuah lembaga yang berkecimpung dalam pengkajian kemaritiman, prihatin dan khawatir jika penyebaran pandemi Virus Corona (Covid-19) akan masif khususnya di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan.
Ini setelah diketahui bila wabah Covid-19 kini sudah terjadi di atas kapal penumpang domestik. Sejumlah anak buah kapal (ABK) PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni dilaporkan terpapar Virus Corona dan dinyatakan positif. Belakangan, penumpang pun ada yang positif terjangkit Covid-19 setelah menumpang kapal milik BUMN tersebut.
Advertisement
Baca Juga
“Kapal-kapal Pelni itu beroperasi hingga sampai ke pelosok negeri yang kita kenal dengan istilah 3TP (tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan). Sayangnya, kemampuan pemerintah, fasilitas kesehatan dan peralatan pemantauan wabah penyakit di wilayah seperti itu amat terbatas. Ini yang menjadi kekhawatiran kami,” ujar Direktur Eksekutif Namarin, Siswanto Rusdi, Minggu (19/4/2020).
Menurutnya, protokol pencegahan Covid-19 untuk kapal yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan memang sudah dijalankan saat penumpang dan ABK akan berlayar.
Masalahnya, mengacu kepada berbagai kasus penyebaran virus corona di atas kapal di luar negeri, mereka tetap saja bisa terjangkit. Karena kapal tidak sepenuhnya bebas dari virus corona.
“Kurang canggih apa kapal induk AL AS USS Theodore Roosevelt dan kapal induk AL Prancis Charles de Gaulle, tetap saja ratusan awaknya positif terpapar wabah corona,” kata Siswanto.
Karenanya, lanjut Rusdi, pemerintah harus betul-betul mewaspadai penyebaran Covid-19 melalui dan di atas moda transportasi laut, terutama di daerah 3TP yang minim fasilitas kesehatan.
Cara terbaik untuk itu adalah dengan menghentikan sementara operasi kapal-kapal penumpang Pelni, baik kapal reguler maupun perintis. Hal ini juga berlaku untuk armada kapal penumpang atau kapal barang yang dipakai untuk mengangkut penumpang milik operator lain.
83 Kru Kapal Berstatus ODP Corona, Pelni Karantina KM Bukit Raya
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni kembali akan melakukan karantina terhadap KM Bukit Raya. Hal tersebut dilakukan menyusul diterimanya hasil pemeriksaan lanjutan terhadap anak buah kapal (ABK) bersama dengan mitra kerja Pelni yang telah dilaksanakan di Pelabuhan Pontianak pada Sabtu (18/4).
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro menyampaikan bahwa setibanya kapal di Pelabuhan Pontianak, bersama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) melaksanakan penyemprotan kapal dengan disinfektan dan pengecekan kesehatan yang disertai dengan pelaksanaan rapid test bagi seluruh kru kapal.
"Berdasarkan hasil yang diterima, terdapat 2 orang kru yang reaktif terhadap hasil rapid diagnostic test (RDT) sedangkan 83 kru lainnya teridentifikasi sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Saat ini kedua kru tersebut telah dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Sedangkan 83 lainya menjalani isolasi mandiri secara terpisah di atas kapal," terang Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Selain itu, terkait adanya satu orang anak buah kapal (ABK) KM Bukit Raya yang terindikasi sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) berdasarkan pelaksanaan rapid test oleh KKP Tanjung Pinang, Yahya Kuncoro menyampaikan bahwa Manajemen telah menerima hasil pemeriksaan swab yang bersangkutan pada Jumat (17/4) dan dinyatakan positif.
"ABK tersebut saat ini telah mendapatkan perawatan medis oleh rumah sakit di Tanjung Pinang sejak Sabtu lalu (11/4). Manajemen pun terus memantau perkembangan kesehatan yang bersangkutan," kata dia.
Sesuai Rencana, KM Bukit Raya akan melakukan karantina dan portstay di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama kapal menunggu di pelabuhan, sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19, seluruh kru kapal akan menjalani isolasi mandiri dengan dengan pengawasan yang ketat dengan tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Manajemen juga terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan selaku regulator, terkait dengan penyesuaian trayek kapal untuk kondisi saat ini.
"Kami juga telah menginstruksikan kepada seluruh cabang dan petugas kapal untuk dapat standby bila sewaktu-waktu kapal dioperasikan karena kapal-kapal kami juga melayani muatan logistik," tambahnya.
Advertisement