Sukses

Pemerintah Upayakan Ekonomi Tumbuh 2,3 Persen di 2020

Apabila pertumbuhan tersebut jatuh terlalu rendah, perekonomian Indonesia akan kesulitan bangkit pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu menegaskan pemerintah berusaha sekuat tenaga agar pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 tidak jatuh lebih rendah dari 2,3 persen persen.

Bukan tanpa alasan. Menurutnya, apabila pertumbuhan tersebut jatuh terlalu rendah, perekonomian Indonesia akan kesulitan bangkit pada tahun 2021.

"Kita upayakan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa 2,3 persen. Karena ini akan sangat menentukan seberapa cepat pemulihan ekonomi kita pada 2021," kata Febrio Kacaribu dalam Indonesia Macroeconomy Update, Senin (20/4/2020).

Pemerintah sendiri telah mengeluarkan tiga stimulus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional agar tetap berjalan, masing-masing stimulus I sebesar Rp 8,5, stimulus II senilai Rp 22,5 triliun, dan terakhir, stimulus III sebesar Rp 405,2 triliun.

"Walaupun stimulus I dan stimulus II dikeluarkan saat konteks virus corona masih hanya terjadi di China. Saat wabah ini ternyata meluas ke seluruh dunia, pemerintah mengeluarkan Stimulus III," jelas Febrio.

Stimulus III yang dikeluarkan melalui Perppu No 1 Tahun 2020, menjadi dasar hukum bagi pemerintah untuk melakukan langkah cepat dan luar biasa dalam penanganan Covid-19.

"Saat ini bukan waktunya lagi mengandalkan kebijakan yang bersifat text book," jelas Febrio.

2 dari 2 halaman

Realisasi Investasi Rp 210,7 Triliun Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 4,7 Persen

Realisasi investasi pada kuartal I 2020 tetap mengalami peningkatan meski dihantam dampak virus corona (Covid-19). Investasi pada masa tersebut naik 8 persen menjadi Rp 210,7 triliun dari Rp 195,3 triliun pada periode sama di 2019.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, nilai realisasi investasi di kuartal I ini sudah mencapai 23,77 persen dari target investasi pada 2020 yang sebesar Rp 886,1 triliun.

Dia pun memprediksi, capaian investasi di kuartal I tersebut akan membuat pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,7 persen.

"Saya punya perhitungan, dengan realisasi kita Rp 210,7 triliun pada triwulan (kuartal) I, analisa kami di BKPM pertumbuhan ekonomi nasional bisa 4,7 persen," jelas dia dalam siaran pers online, Senin (20/4/2020).

Bahlil berharap wabah virus corona ini dapat segera berakhir pada Mei 2020. Dia lantas membuat formulasi sedang, dimana realisasi investasi masih bisa menyentuh Rp 885 triliun jika pandemi tersebut usai pada bulan mendatang.

"Kemudian bagaimana di triwulan II? Kalau seandainya Covid ini berakhir di bulan Mei, maka kami punya perhitungan pertumbuhan kami akan sedikit sekali. Itu enggak lebih dari Rp 150 triliun," paparnya.

"Tetapi di triwulan III, triwulan IV itu akan bisa mengejar pertumbuhannya dengan menutup defisit di triwulan II. Itu strateginya," ujar Bahlil.Â