Sukses

Hadapi Harga Minyak Dunia di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Strategi Pertamina untuk Tanah Air

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi saat ini telah mengakibatkan berbagai konsekuensi secara operasional maupun finansial.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) meningkatkan optimalisasi di berbagai aspek untuk menjaga produksi hulu migas pada tahun ini tetap berada di level normal, meski harga minyak dunia anjlok karena dilanda pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, Pertamina melakukan upaya efektivitas biaya yang menjadi salah satu prioritas terhadap aktivitas yang tidak terkait langsung dengan produksi dan penambahan cadangan migas.

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H. Samsu menjelaskan Pertamina terus memantau perkembangan situasi global sambil terus menjalankan rencana, untuk tetap berupaya mengejar target produksi hulu migas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi saat ini telah mengakibatkan berbagai konsekuensi secara operasional maupun finansial, seperti terganggunya mobilitas dan jadwal pergantian pekerja lapangan, terhambatnya logistik dan interaksi dengan para stakeholder serta kemungkinan menurunnya pendapatan dari sektor hulu.

"Apresiasi yang luar biasa kepada seluruh pekerja hulu Pertamina yang telah berkomitmen penuh mencari solusi dan menjalankannya dengan baik sehingga operasional terus berjalan," ujar Dharmawan.

Dharmawan menuturkan, prioritas sektor hulu Pertamina saat ini adalah optimalisasi dan efektivitas biaya sambil merencanakan ulang anggaran dan kegiatan di hulu migas. Untuk mendukung langkah tersebut, Pertamina mendorong seluruh anak perusahaan hulu meningkatkan sikap cost awareness dan cost consciousness pada semua lini aktivitas operasional.

"Kepada seluruh anak perusahaan hulu diharapkan dapat melakukan optimalisasi aset atau fasilitas yang ada, baik di internal maupun antara anak perusahaan melalui sharing facility, sehingga diharapkan dapat meminimalkan pengadaan baru."

 

2 dari 2 halaman

Jaga Ekonomi Proyek Hulu Migas

Selain itu juga memperkuat strategi pengadaan yang lebih terintegrasi dan inovasi substitusi material juga dijalankan dengan tetap memperhatikan prinsip HSSE. Peninjauan kembali seluruh rencana kerja, juga harus dilakukan untuk menjaga keekonomian proyek hulu migas saat ini.

Secara operasional, aktivitas pada sumur eksplorasi dan sumur eksploitasi akan diturunkan masing-masing sebesar 35 persen dan 25 persen.

Sementara aktivitas pada sumur yang memberikan kontribusi langsung pada produksi, termasuk kegiatan workover menjadi tulang punggung untuk mempertahankan level produksi sumur. Hal ini akan dipertahankan sepanjang memberikan pertimbangan cost & benefit yang baik.

Diharapkan dengan langkah tersebut, biaya operasional sektor hulu Pertamina dapat diefektifkan dari USD5,52 miliar menjadi USD4,44 miliar, sedangkan biaya investasi dioptimalkan sebesar 24 persen dari USD3,7 miliar menjadi USD2,8 miliar.

"Kami harus beradaptasi dengan kondisi apapun, baik saat harga minyak mentah melonjak tinggi maupun menurun tajam. Dan untuk kondisi sekarang, kami pun optimis dapat melewati masa sulit ini dengan baik dan terus berupaya menjaga produksi hulu migas tahun ini tetap dapat tercapai diatas 894 MBOEPD," tutup Dharmawan.

 

(*)