Sukses

Di Masa Pandemi, Petani Milenial Putar Otak Bantu Ketersediaan Pangan

Terbukti dengan bertambahnya jumlah startup milenial pertanian dengan berbagai inovasi pemasaran/distribusi hingga tembus pasar dunia.

Liputan6.com, Jakarta Banyak aktivitas sektor di Tanah Air kena dampak akibat pandemi Covid-19, termasuk pertanian. Namun sektor pertanian harus tetap berjalan produktif, demi memenuhi ketersediaan pangan bagi 267 juta masyarakat Indonesia. 

Kondisi tersebut memicu pelaku usaha sektor peratanian untuk tetap memproduksi dan menyediakan pangan sehat, untuk kemudian didistribusikan ke masyarakat. Hal itu ternyata dilakukan oleh petani milenial.

Terkait hal tersebut, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa kredibilitas generasi muda di bidang pertanian saat ini semakin berkembang.

"Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian," ujar Mentan SYL.

Tak hanya itu, generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya sekedar bertani, namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital. Terbukti dengan bertambahnya jumlah startup milenial pertanian dengan berbagai inovasi pemasaran/distribusi hingga tembus pasar dunia.

Kian bertambahnya start up milenial ini merupakan bukti Kementerian Pertanian serius melakukan percepatan regenerasi petani. Ditambah lagi saat ini Kementerian Pertanian memiliki program yang sifatnya SOS/emergency dan jangka pendek salah satunya ketersediaan pangan.

2 dari 3 halaman

Distribusi Online

Sekretaris Jenderal Kementan saat membuka acara Seminar Meraup Untung Bisnis Pangan di Tengah Masa Pandemi Covid-19, pada Rabu (22/4) mengatakan bahwa petani milenial memiliki peran dalam ketersediaan pangan.

"Ini momen yang sangat baik utk menubuhkembangkan petani milenial yang berbasis IT. Kementerian Pertanian punya target meningkatkan 2,5 juta petani milenial salah satunya dengan menumbuhkembangkan start up pertanian dengan pendekatan IT. Bagaimana start up ini bisa dikembangkan dengan pendekatan IT. Apalagi saat ini Kementan sudah bekerjasama dengan market place seperti gojek, grab, lazada, tokopedia dan ada juga toko online yang dibuat langsung oleh petani milenial," ujar Momon.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menambahkan kepada petani milenial yang hadir pada, saat ini Kementan sedang berjibaku untuk memenuhi ketersediaan pangan 11 Komoditas. Ini menjadi peluang bisnis petani milenial.

"Pencegah utama Covid-19 adalah pangan. Dalam hal ketersediaan pangan ini ada peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh petani milenial. Dari mulai on farm hingga distribusi melalui online sistem," tutur Dedi.

Sementara itu, dalam kesempatan ini, Eko Suhartanto, Director of BVDI University Prasetya Mulya memaparkan selama dalam pandemi Covid-19 masyarakat akan membutuhkan pangan yang mudah didapat, sehat dan aman tentunya. Untuk itu masalah distribusi pangan menjadi amat penting.

"Start up perlu menyiapkan packaging yang aman dan spesifik dan keamanan dari terkontaminasi. Selain itu juga perlu memetakan apa saya ekspektasi pangan yang masyarakat butuhkan selama masa pandemi ini," ujar Eko.

3 dari 3 halaman

Pandemi Ancaman Sekaligus Peluang

Sandi Octa Susila, Duta Petani Milenial turut menyampaikan, menghadapi pandemi Covid-19 menjadi tantangan sendiri bagi startup. Termasuk Sandi yang saat ini menjabat sebagai direktur Mitra Tani Parahyangan dan baru-baru ini bekerja sama dengan Kedai Sayur Indonesia.

Ya, Sandi gencar menyiapkan ketersediaan pangan, memberdayakan petani binaan di wilayah Cianjur hingga distribusi melalui aplikasi online sistem yang siap mengantarkan kebutuhan pangan ke rumah masyarakat.

"Saat ini kami sudah membangun aplikasi distribusi online yang akan melibatkan para petani di wilayah Cianjur. Aplikasi bernama Kedai Tani Indonesia kini mulai berjalan dan memberdayakan para petani. Saya harap petani seluruh Indonesia bisa menerapkan pola yang sama, mencontoh apa yang kami lakukan. Saya ikut andil dalam pertanian karena ini menjadi paradigma perubahan petani indonesia, yang harus diingat petani adalah pejuang di tengah pandemi Covid-19," tegas Sandi

Dalam seminar itu, Wayan Supadno, praktisi pertanian yang dikenal juga sebagai Pak Tani ikut menjelaskan bahwa Covid-19 merupakan ancaman sekaligus peluang.

"Hadirkan energi positif. Risiko Covid-19 yang menyeramkan adalah daya tular dan tingkat kematiannya tapi ini bisa diatasi dengan pangan yang kuat," ungkap Wayan.

Menurutnya profesi bertani adalah sebuah prospektif. Banyak yang bisa sukses dalam dunia pertanian. Karena pertanian dibutuhkan oleh dunia. Liat insan sukses legendaris bermanfaat karena bertani dari titik nol.

"Anak muda yang masih pesimis dengan bertani itu salah, rugi. Mulailah kontribusi untuk negaramu dengan Pertanian," tegas Wayan.

 

(*)