Liputan6.com, Jakarta Program Kartu Prakerja tidak menjamin masyarakat bisa langsung mendapatkan pekerjaan. Sebab, program ini dirancang untuk peningkatan kemampuan dasar dalam bekerja.
Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Yulius mengatakan, Kartu Prakerja fokus untuk meningkatkan kemampuan para penerima manfaat. Maka peluang mereka untuk diserap industri semakin tinggi. Mengingat saat ini terdapat gap 50 persen antara kemampuan masyarakat dengan yang dibutuhkan industri dalam negeri.
"Tujuannya, meningkatkan skill. Dan antara supply dan demand ada mismatch 50 persen. Keahlian masyarakat tidak cocok dengan yang dibutuhkan industiri. Banyak keahlian yang tidak bisa penuhi oleh masyarakat pekerja yang sesuai dengan kebutuhan industri," jelas dia dalam video conference di Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Advertisement
Dia menyebut salah satu alasan kenapa program Kartu Prakerja ini tidak langsung dirancang untuk menyerap tenaga kerja, karena memang bukan kapasitasnya. Sebab, daya serap tenaga kerja itu adalah fungsi dari investasi. Artinya semakin tinggi investasi maka daya serap semakin tinggi.
"Jadi lapangan kerja ditentukan investasi bukan pelatihan. Nah tentunya kalau investasi naik, kebutuhan tenaga kerja naik tapi kualifikasi masyarakat tidak memadai tidak sesuai kebutuhan pasar, maka akan diisi masyarakat luar," jelas dia.
Â
2 Metode
Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah merancang dua metode. Pertama adalah untuk bekal pelatihan kepada peserta penerima manfaat program Kartu Prakerja, dan kedua adalah mengandalkan mitra platform digital yang sudah bekerjasama dengan beberapa industri.
"Jadi metode kedua ini, ketika industri sudah bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan serap tenaga kerja, setelah itu mereka diberi bantuan Kartu Prakerja dengan jaminan, harapan, mereka sudah ada slot di industri tersebut," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement