Liputan6.com, Jakarta - Harga emas diperkirakan masih akan menguat pada perdagangan pekan ini. Para analis dan pelaku pasar menunggu stimulus fiskal dan moneter besar-besaran yang akan terus mendorong kenaikan harga emas.
Dikutip dari Kitco, Senin (27/4/2020), 12 analis dari 15 analis di Wall Street atau sebanyak 80 persen memperkirakan harga emas akan menguat di minggu ini. Satu analis atau 7 persne menyatakan bahwa harga emas akan melemah. Sementara itu dua analis atau 13 persen menyatakan harga emas akan mendatar.
Baca Juga
Sementara itu, 1.031 pelaku pasar ikut dalam jajak pendapat Kitco yang dilakukan secara online. Sebanyak 729 pemilih atau 71 persen menyatakan harga emas akan menguat. Sedangkan sebanyak 192 suara atau 19 persen mengatakan harga emas akan tertekan. Sementara 110 suara atau 11 persen adalah netral.
Advertisement
Pada pekan lalu, survei Kitco juga sebagian besar menyatakan harga emas bakal menguat. Sedangkan pada akhir perdagangan pada Jumat kemarin, harga emas Comex untuk pengiriman Juni naik 2,6 persen menjadi USD 1.743,40 per ounce.
Utang Pemerintah
Analis senior Price Futures Group Phil Flynn mengatakan bahwa harga emas akan bergerak solid pada pekan ini. "Berita bahwa Kongres AS akan meloloskan bantuan virus Corona senilai USD 480 miliar yang ditujukan untuk usaha kecil akan membuat pembeli khawatir tentang utang pemerintah," jelas dia.
Dengan adanya kekhawatiran tersebut, maka pelaku pasar atau investor berbondong-bondong akan mencari instumen safe haven yang salah satunya adalah emas.
Presiden Phoenix Futures and Options Kevin Grady menyatakan juga bahwa harga emas kemungkinan besar akan bergerak menguat. "Pencetakan mata uang global besar-besaran pada akhirnya akan membawa emas di atas USD 2.000," katanya.
Co-direktur Walsh Trading Sean Lusk juga mengatakan hal yang sama. Namun, ia melihat bahwa ada kemungkinan aksi ambil untung menjelang akhir minggu. Jadi kami melihat emas akan berada di atas USD 1.750, bisa naik ke USD 1.800," tambahnya.
Advertisement