Sukses

Deretan Petani Milenial yang Bertahan dan Raup Penghasilan Tinggi di Tengah Pandemi

Di saat sektor lain terpuruk akibat pandemi Covid-19 ketangguhan sektor pertanian dibuktikan Petani Andalan dan Petani Milenial.

Liputan6.com, Jakarta Pertanian menjadi sektor yang sedikit terdampak pandemi Covid-19. Itu karena sektor ini perlu memenuhi kebutuhan pangan, seperti yang ditegaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Saat ini, potensi sektor pertanian dan peternakan sangat potensial menjaga stabilitas ekonomi. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam mengatasi segala krisis," katanya. 

Di saat sektor lain terpuruk akibat pandemi Covid-19 ketangguhan sektor pertanian dibuktikan Petani Andalan dan Petani Milenial. Bahkan bukan hanya bertahan tetapi mereka dapat mencetak untung berlipat karena mampu membaca dan memanfaatkan peluang. Siapa dan seperti apa strategi yang mereka terapkan?

2 dari 4 halaman

Santoso (P4S Mart-Cianjur Jawa Barat)

Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Agro Farm Kabupaten Cianjur dan penggagas P4S Mart ini memanfaatkan peluang masifnya penyebaran virus Covid-19 dan banyaknya perkantoran yang menerapkan Work From Home (WFH).

Selain itu diperlakuan PSBB secara wilayah, membuatnya berinovasi, untuk memasarkan produk sayur mayur langsung ke konsumen atau delivery order dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan jargon Anda di Rumah Saja Kami yang Antar.

Santoso juga membangun jejaring dengan koperasi karyawan maupun supermarket. Dia mengatakan P4S Mart menjadi trik jitu mendidik anak muda tertarik untuk menjadi petani. Saat ini P4S Mart tengah menyiapkan online shop dan stokes.

"Kebutuhan pangan terus berlanjut, Adanya PSBB tidak berpengaruh dalam distribusi produk," ujarnya

3 dari 4 halaman

Shofyan Adi Cahyo (P.O Sayur Organik Merbabu-Semarang)

Kesuksesan anak muda bergelar Magister Pertanian Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda mendirikan P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) ini membawanya terpilih menjadi Duta Petani Milenial Kementan 2020-2022. SOM yang di dirikannya beromzet Rp60 juta/bulan.

Di tengah wabah Covid-19 Shofyan terus mengoptimalkan pemasaran secara online dengan sistem pesan antar, serta memperkuat distribusinya dengan menggandeng agen/reseller baru, dan bermitra dengan Ojol dan marketplace seperti Tanihub dan Bliblimart.

"E-commerce yang menawarkan untuk bermitra, mereka tahu SOM dari media sosial," papar Shofyan. Mengantisipasi meningkatnya permintaan di bulan Ramadan dan saat Idul Fitri nanti, Sofyan mengaku bakal terus memperkuat stok sayuran dikebunnya.

4 dari 4 halaman

Agus Wibowo (P4S Agro Lestari Merbabu-Desa Sumberejo)

Pada 2019, petani milenial ini menjadi wakil Indonesia pada dua ajang sekaligus, yakni Global Student Enterpreneur Award (GSEA) di Macau, China dan Kompetisi GSEA Asia Pasifik di Singapura. Agus memandang bahwa masa pandemi Covid-19 membuka peluang untuk mengubah sistem market pertanian

Dari yang biasanya dengan sistem tengkulak kemudian melewati beberapa tangan, distribusi beralih ke sistem online yang memutus mata rantai dari petani langsung ke end user.

"Beberapa pasar daerah sudah mulai kekurangan pengunjung bahkan ada yg ditutup, dengan begitu kami mensiasati membuat marketplace online untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," papar Agus.

Dalam rangka meningkatnya kebutuhan konsumsi sayuran di bulan Ramadan, Agus juga sudah memprediksi dan mengantisipasi.

"Menghadapi kebutuhan masyarakat menghadapi lebaran kami tetap produksi sayuran di lahan. Dengan menerapkan aturan-aturan standarisasi physical distancing dan juga menjaga kesehatan para petani," ucapnya.

Banyaknya Petani milenial dan Petani Andalan yang mendulang sukses di bidangnya, diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.

Adanya wabah ini justru sektor pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan pangan yang sehat.

"Adanya wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Petani tetap bekerja dan tetap tanam, Poktan dan Gapoktan tetap diberdayakan," tutup Dedi.

 

(*)