Sukses

Menperin Optimis Ekonomi Dalam Negeri Bisa Bangkit Lebih Cepat

Sebelum terjadi pandemi Covid-19, industri pengolahan di tanah air masih menunjukkan gairah yang positif.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian tengah fokus untuk terus mendorong industri manufaktur agar tetap bergerak dalam memacu roda ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, sebelum terjadi pandemi Covid-19, industri pengolahan di tanah air masih menunjukkan gairah yang positif. Hal tersebut tercermin pada capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang dirilis oleh IHS Markit, pada Februari tahun 2020 berada di posisi 51,9 atau tertinggi sejak tahun 2005.

“Kami optimistis, dengan melakukan upaya mitigasi atau menerbitkan kebijakan-kebijakan strategis pada masa pandemi Covid-19 ini, tidak mustahil bahwa Indonesia sebelum tahun 2030 sudah bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia,” kata Agus dalam siaran pers, Senin (27/4/2020).

Apalagi, lanjutnya, berdasarkan laporan dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi bisa melesat 8,2 persen pada tahun 2021.

“Maka itu, sebenarnya tergantung apa yang kita lakukan sekarang di saat krisis. Jadi, harus dapat memanfaatkan secara baik dan menanganinya secara tepat, sehingga bisa menjadi sebuah peluang bagi kita,” kata Agus.

Ia yakin bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami rebound lebih cepat pasca-pandemi Covid-19. Keyakinan tersebut muncul setelah ekonomi China mengalami rebound yang lebih cepat dari perkiraan banyak pihak.

 

2 dari 2 halaman

Membangun Industri

Menurut Agus, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk membangun sektor industri alat kesehatan dan farmasi sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sektor industri sedang melakukan refocusing untuk membantu upaya pemerintah dalam memperkuat sektor industri yang masuk dalam kategori high demand seperti alat kesehatan, obat-obatan, dan vitamin.

“Kami yakin terhadap potensi dan kemampuan industri dalam negeri untuk memenuhi permintaan yang tinggi dan juga dapat mengurangi ketergantungan impor,” pungkasnya.