Sukses

Layanan Pesan Antar Diprediksi Tetap Marak Meskipun Pandemi Corona Usai

Perilaku pembelian masyarakat Indonesia berubah dengan adanya pandemi Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Perilaku pembelian masyarakat Indonesia berubah dengan adanya pandemi Corona. Sebelumnya sebagian masyarakat memilih untuk datang ke toko untuk membeli sesuatu barang. Dengan adanya Corona ini perilaku tersebut berubah dengan memanfaatkan layanan pesan antar atau pembelian secara online

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Denley Adi Purwanto menjelaskan, perilaku ini akan terus berlanjut setelah wabah selesai. “Terjadinya covid-19 dan penyebarannya di Indonesia tentu ada beberapa perubahan baik yang berkaitan dengan kebiasaan secara individu maupun secara ekonomi,” kata Denley dalam sebuah diskusi, Senin (27/4/2020).

Peningkatan layanan pesan antar di Indonesia ini berbeda jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Ia mencontohkan dengan Jerman. Di negara tersebut pelayanan bisnis secara online salah satunya jasa antar makanan justru menurun saat wabah pandemi covid-19.

“Saya kasih contoh bahwa sekarang sudah banyak walaupun, dibandingkan di Jerman bisnis sektor makanan, di Jerman itu beberapa waktu terakhir sebelum terjadi covid-19 justru yang online malah merger, orang-orang yang memanfaatkan online ordering rendah kalau di Jerman,” ujarnya.

Ii Indonesia, perkembangan pelayanan bisnis berbasis online justru meningkat di tengah wabah ini. Bahkan usaha makanan dan bahan pokok sudah masuk ke layanan belanja online yang memanfaatkan layanan jasa antar.

“Kalau di Indonesia yang saya lihat sudah berkembang pelayanan berbasis online dan sudah banyak di beberapa daerah diinisiasi kebutuhan dasar bagi masyarakat sudah mulai menggunakan online,” ujarnya.

Denley, menyebut seiring berjalannya perilaku ekonomi yang berkembang saat ini di Indonesia terkait pelayanan jasa pesan antar, sangat relevan dengan generasi milenial yang menerapkan pola hidup secara digital.

“Kalau sudah punya sistem online yang baik saya kira akan berlanjut. Walaupun setelah covid-19 ini telah reda,” tutupnya.

2 dari 2 halaman

Dampak Covid-19, Belanja Makanan dan Minuman Online Naik 143 Persen di Indonesia

Sebelumnya, Sejak 10 April 2020, pemerintah telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. PSBB juga akan diterapkan di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung secara bertahap.

Kebijakan ini membatasi mobilitas masyarakat, sehingga mendorong meroketnya penggunaan dan permintaan jasa transaksi online (belanja online), baik itu belanja melalui marketplace, e-commerce, atau pemesanan makanan melalui aplikasi pengantaran yang tidak meminimalisir interaksi fisik langsung.

Berdasarkan data perusahaan e-commerce enabler Sirclo, peningkatan permintaan yang terjadi pada produk makanan dan minuman (F&B) mencapai 143 persen dari Februari hingga Maret 2020. 

Produk-produk seperti minuman kemasan instan, jus kemasan, dan susu, mengalami kenaikan tertinggi. Ini diikuti dengan produk makanan kemasan yang bersifat tahan-lama, seperti biskuit, saus, dan camilan-camilan.

"Sejak adanya pandemi Covid-19, fenomena perpindahan ke transaksi online tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia," kata Chief Executive Officer dan Founder SIRCLO, Brian Marshal, melalui keterangannya, Senin (20/4/2020).

Dengan metode pembayaran cashless, contactless delivery, dan pilihan produk yang lengkap, masyarakat bisa lebih aman dan nyaman melakukan pembelanjaan, tanpa khawatir akan risiko paparan virus jika meninggalkan rumah.

"Sebagian masyarakat yang mungkin belum pernah berjual-beli online sebelumnya, akan mau beradaptasi dan mencoba, karena ini adalah alternatif terbaik di tengah krisis,” ucap Brian menambahkan.

Video Terkini