Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan sembuh dari infeksi virus Corona setelah terpapar dan dirawat selama 17 hari di RSPAD Gatot Soebroto. Budi Karya menyatakan bahwa dirinya bisa bekerja efektif lagi 5 Mei 2020.
Perjalanan Budi karya menuju kesembuhan tidaklah mudah. Awalnya, Mensesneg Pratikno mengumumkan status Menhub Budi Karya yang positif Corona, tepatnya tanggal 13 Maret 2020, dan membuat geger semua pihak terutama yang melakukan kontak fisik dengannya beberapa hari ke belakang.
"Atas izin keluarga yang disampaikan Pak Wakil Kepala RSPAD tadi, pasien tersebut Pak Budi Karya, Pak Menhub," ujar Mensesneg, Pratikno, di Kemensesneg, Jakarta, pada Sabtu 14 Maret 2020 malam.
Advertisement
"Hasil laboratorium confirm untuk Covid-19," imbuh Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya.
Pratikno berujar, Menhub Budi Karya terkena Corona dikarenakan aktif mengunjungi tempat-tempat vital yang memang berpotensi dalam menularkan virus tersebut. Awalnya, Menhub hanya divonis terkena tifoid (tifus) biasa, namun saat menjalani pemeriksaan dan perawatan, dokter menyatakan dirinya positif Corona.
Â
Luhut Jabat Menhub
Dengan sakitnya Budi Karya, posisi Menteri Perhubungan diambil alih oleh Luhut Binsar Pandjaitan untuk sementara waktu. Selama menjabat Menhub ad-interim, Luhut juga sering memberi informasi mengenai kondisi kesehatan Menhub Budi yang sempat bermasalah.
"Saya prihatin, tapi dokter RSPAD bilang ada progress. Keadaannya stabil, sedikit membaik," kata Luhut dalam konferensi pers yang ditayangkan lewat akun Instagram @kemenkomarvest, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Tak Sadar 14 Hari
Budi Karya menceritakan pengalamannya berjuang melawan virus Corona yang telah menginveksi kurang lebih satu bulan yang lalu.
Ketika jatuh sakit, Budi Karya belum mengetahui bahwa ia terkena virus Corona. Ia berpikir hanya terkena tifoid (tifus) biasa. Dirinya bahkan tidak sadarkan diri selama 14 hari lama.
"Saya enggak tahu kalau saya kena Covid-19, dari data saya ini kena tifoid, dari laboratorium. Saat masuk RSPAD, dinyatakan di tengah kalau saya kena Covid-19, saya enggak sadar sampai 14 hari," ujar Budi Karya dalam konferensi pers virtual, Senin 26 April 2020.
Kemudian, setelah positif terkena Corona, Presiden Jokowi langsung menghubungi istri Menhub Budi Karya untuk menanyakan kabar dan membantu menguatkan. Menurutnya, itu adalah perhatian luar biasa yang diberikan presiden, meskipun hanya lewat telepon.
"Saat saya dinyatakan positif Covid-19, istri saya ditelepon, setengah jam. Dikuatkan. Lalu saat saya pulang jam 8, jam 8.15 itu Presiden telepon. Meskipun hanya telepon, ini sangat berarti bagi keluarga saya," kata Budi Karya.
Â
Lepas Ventilator
Perjuangan Menhub, tim dokter dan doa orang-orang terdekatnya membuahkan hasil. Tak lama setelah itu, kondisi Menhub Budi dinyatakan berangsur membaik. Bahkan, dirinya sudah lepas dari ventilator. Kondisi ini dilaporkan oleh Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, yang juga turut berperan penting dalam memback-up tugas penyampaian informasi sektor perhubungan selama Menhub Budi dirawat.
"Pak Menhub makin membaik. Yang jelas alat bantu semua sudah dilepas termasuk ventilator," ujar Adita di Jakarta, Senin 6 April 2020.
Advertisement
Pulang ke Rumah
Beberapa hari kemudian, Menhub dinyatakan sudah sehat dan kembali ke kediamannya setelah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto selama 17 hari dari 13 Maret hingga 31 Maret 2020.Dirinya juga tengah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
Hingga Senin (26/4/2020), kondisi kesehatannya terus membaik, dibuktikan keikutsertaan Menhub Budi dalam rapat kabinet dan kesediaannya mengikuti konferensi pers. Menhub bersyukur bisa melewati fase yang sulit dan menganggap semua yang dirinya lalui adalah mukjizat.
"Ini suatu mukjizat bagi saya. Saya memang melakukan kegiatan fisik yang berlebohan, sehingga akhirnya kena virus," tutur Budi, Senin (26/4/2020) sore.
Â
Terima Kasih
Tak lupa, Menhub Budi berterimakasih kepada seluruh pihak terutama pada tim dokter RSPAD Gatot Soebroto yang telah berjuang keras membantunya melawan penyakit Corona.
"RSPAD memiliki kualifikasi yang baik, personal approcahnya bagus. Saya katakan, kalau nggak ada RSPAD, ini kita tidak bertemu lagi. Mereka membimbing saya dengan tulus, kompeten dan disiplin. Saya belum pernah mendapatkan perlakuan sebaik ini dari rumah sakit," katanya.
Advertisement