Sukses

Pandemi Corona Ubah Perilaku Digital Masyarakat Indonesia

Pembelian bahan makanan (groceries) seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran secara mingguan justru meningkat 11,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) telah membuat banyak perubahan terhadap perilaku konsumen di pasar digital. Hal ini diungkapkan oleh Head of Communication, Hi-Tech and Media Industry MarkPlus Inc, Rhesa Dwi Prabowo dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (28/4/2020).

Perubahan tersebut terangkum dalam hasil survei online yang diadakan MarkPlus Inc, yang diikuti 124 responden dimana sebanyak 70,2 persen diantaranya berasal dari Jabodetabek.

Rhesa menyampaikan, perubahan perilaku pertama yakni berkurangnya pengguna transportasi online selama masa pandemi. Sebagai catatan, pemerintah telah melarang penyedia jasa untuk mengangkut penumpang dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Secara harian, 38,7 persen pengguna transportasi online menurun selama Covid-19. Wajar terjadi, ini karena ada PSBB," jelas Rhesa.

Sebaliknya, hasil riset menunjukan, Perilaku pembelian bahan makanan (groceries) seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran secara mingguan justru meningkat 11,3 persen.

Kenaikan juga terjadi secara bulanan terhadap penyaluran donasi yang melonjak 10,5 persen, serta pembelian obat-obatan yang meninggi 5,6 persen.

 

2 dari 2 halaman

Pelaku E-Commerce juga Berubah

Selain bagi konsumen, perubahan tersebut juga berdampak terhadap pelaku e-commerce. Rhesa mencatat ada tiga komoditas yang paling banyak dicari pelanggan di pasar digital selama wabah corona, yakni bahan makanan, produk makanan dan minuman, serta obat-obatan atau kesehatan.

"Paling besar groceries, itu 79,4 persen. Itu seperti daging, sayur-sayuran, yang memang customer cari selama masa pandemi. Lalu makanan dan minuman 68,4 persen, dan produk obat-obatan dan kesehatan 49 persen," paparnya.

Rhesa juga melihat adanya peningkatan transaksi di atas Rp 1 juta per bulan yang dilakukan konsumen di pasar e-commerce selama masa penyebaran virus corona.

"Jadi orang yang spending di atas Rp 1 juta per bulan selama Covid-19 ini naik dari 37,1 persen jadi 48,4 persen," terang Rhesa.