Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia masih bergerak tak menentu. Kali ini, pada perdagangan Selasa kemarin harga minyak turun hingga 3 persen.
Parapedagang sampai saat ini masih mengamati pengurangan pasokan minyak yang sudah tersimpan di kilang-kilang minyak di dunia.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (29/4/2020), kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 44 sen, atau 3,4 persen, menjadi USD 12,34 per barel. Sementara patokan internasional, minyak mentah Brent naik 47 sen, atau 2,35 persen, menjadi USD 20,46. Sebelumnya WTI telah turun lebih dari 20 persen, menyentuh sesi rendah USD 10,07 per barel.
Advertisement
Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy, mengatakan bahwa minyak bergerak dari posisi terendahnya dengan harapan bahwa ekonomi akan segera pulih.
"Peningkatan aktivitas bisnis akan meningkatkan permintaan minyak domestik AS, yang dapat menunda mengisi penyimpanan minyak negara itu," katanya kepada CNBC dalam email. Namun dia cepat-cepat mengingatkan bahwa permintaan akan tetap tertekan.
"Aktivitas industri AS yang dibuka kembali dapat memberikan dorongan sementara pada harga minyak karena para pedagang membutuhkan ruang untuk bernafas, tetapi kami tidak mengharapkan levelnya bertahan lama. Harga minyak kemungkinan akan rata-rata pada USD 20 per barel pada kuartal kedua, dengan level terendah terjadi pada bulan Mei,” tambahnya.
Selanjutnya
Pada hari Senin, WTI turun 24,56 persen, atau USD 4,16, menjadi USD 12,78 per barel. Minyak mentah Brent turun 6,76 persen menjadi tetap di USD 19,99.
Ketika permintaan turun, semakin banyak produsen yang mengumumkan pengurangan produksi. Tetapi beberapa percaya itu tidak akan cukup cepat untuk memerangi kejatuhan permintaan dari pandemi.
Advertisement