Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UMKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengusulkan agar para santri yang hampir lulus diikutsertakan dalam program pendidikan vokasi agar dapat bersaing di industri berbekal sertifikat keahlian.
Hal ini diutarakan menyoroti banyaknya santri yang tidak terserap industri karena kompetensinya berbeda dengan lulusan pendidikan formal yang lain.
Baca Juga
"Saya ketemu Kiai-kiai, mereka bilang, tolonglah terima teman-teman alumni pesantren untuk kerja di sektor formal. Nah, coba kalau dibikinkan pendidikan vokasi dengan sistem modul, itu dalam waktu yang nggak lama bisa dapat sertifikat keahlian," kata Teten dalam video conference launching NUCareer, Rabu (29/4/2020).
Advertisement
Teten bilang, mencontoh negara-negara maju seperti Jerman dan Belanda, terdapat sistem modul yang memungkinkan para pencari kerja untuk mendapatkan sertifikat keahlian dalam waktu yang sebentar.
Setelah itu, para pencari kerja akan menguasai satu kompetensi dan bisa diserap industri yang membutuhkan keahlian spesifik tersebut.
"Jadi nanti santri-santri yang akan lulus itu diikutkan dulu dalam program vokasi, nggak perlu lulus 3 tahun sudah bisa tanam melon misalnya, sudah bisa jadi ahli pintu, ahli mesin, tukang kayu, montir dan lainnya," kata Teten.
Â
Digitalisasi
Selain itu, dalam paparannya di peluncuran NUCareer, Teten bilang kalau saat ini, pergeseran pola konsumsi masyarakat terutama akibat wabah pandemi Corona membuat dunia usaha juga harus berkembang. UMKM-UMKM, agar tidak ketinggalan, harus menerapkan digitalisasi sehingga produk mereka bisa tersalurkan secara online.
"Karena dampak Covid-19, recovery ekonomi akan melambat, dan pola konsumsi masyarakat berubah. Ini tantangan bagi teman-teman Nahdliyin bagaimana di UMKM ini digitalisasinya bisa dikembangkan, kita butuh talenta-talenta untuk itu," kata Teten.
Advertisement