Liputan6.com, Jakarta Kisah sukses petani milenial asal Simalungun, Sumatera Utara yakni Usman Aziz bisa menjadi contoh generasi muda zaman sekarang untuk berani terjun ke dunia pertanian. Berstatus mahasiswa semester akhir Program Studi Agribisnis Universitas Simalungun, Aziz mampu menghasilkan keuntungan mencapai Rp 73,5 juta lebih per bulan dari usaha budidaya jamur tiram.
Usaha budidaya jamur tiram yang didirikan atas inisiatif Usman sendiri kini telah menjadi ladang ekonomi potensial. Peluang usaha budidaya jamur tiram yang besar di Pasar Sentral Kabupaten Simalungun maupun pasar di Sumatera Utara mampu ditangkap dengan baik oleh Usman.
Baca Juga
Advertisement
Di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini bahkan tak berpengaruh banyak terhadap budidaya jamur tiram. Petani jamur tiram dari Sumatera Utara ini justru mengalami peningkatan oder terutama saat memasuki bulan puasa.
Pria yang terdaftar sebagai salah satu pelopor Duta Petani Milenial tingkat nasional yang telah dikukuhkan resmi oleh Kepala Badan PPSDMP Kementan bersama 66 Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) ini mengatakan di saat bisnis lain mengalami kolaps bahkan cenderung gulung tikar akibat resesi ekonomi, bisnis jamur tiram justru banjir pesanan.
Usman menyebutkan bahwa harga jual jamur cenderung stabil, saat ini sekitar Rp 20 ribu per kilogram. Usaha jamurnya dapat menghasilkan untung mencapai Rp 73,5 juta lebih per bulan. Tiap hari, ia bisa menjual minimal 50 kg jamur tiram atau sekitar 1200 baglog jamur per hari. Selain itu,Usman juga menjual bibit jamur tiram.
“Situasi saat ini saya justru bersyukur karena dampak pandemi Covid-19 tidak ada pengaruhnya pada usaha saya. Justru permintaan jamur tiram meningkat,” katanya.
“Selain pasar sentral, kami juga memasok jamur tiram ke beberapa cafe-cafe di sekitar Kabupaten Simalungun. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar, kami masih bergantung pada permintaan pasar. Masih belum merambah ke pasar modern seperti supermarket. Ini akan menjadi target kami kedepannya,” tambahnya.
DPM, Pelopor Pertanian
Usaha Usman menjadi peluang bagi masyarakat sekitar, melibatkan 4 orang pemuda dan 6 orang ibu-ibu daerah ia pun terus mengembangkan usahanya. Usman berharap upayanya menjadi Duta Petani Milenial dengan fokus mengembangkan usaha budidaya jamur tiram dapat mempercepat regenerasi petani dengan meningkatkan peran generasi muda pertanian, dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian agar lebih prospektif dan berpeluang ekspor, sehingga petani-petani muda lainnya juga dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuan dalam pembangunan pertanian.
"Peluang budidaya jamur tiram masih cukup besar dan menjanjikan dikarenakan permintaan terhadap jamur tiram masih tinggi. Tidak ada salahnya generasi muda untuk mulai melirik usaha jamur tiram atau usaha pertanian lainnya terutama komoditas yang menjadi sumber pangan. Saya berharap masyarakat tetap tenang, apapun yang terjadi khususnya dalam pademi saat ini, kami sebagai petani tetap terus berupaya ikut serta mengatasi gejolak pemenuhan kebutuhan pangan yang ada. Petani akan terus berproduksi agar krisis pangan tidak terjadi,” ungkap Usman optimis.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pernah mengatakan keberadaan DPM merupakan bukti kuat bahwa sektor pertanian adalah sektor penting dalam menghadapi berbagai ancaman krisis, termasuk pandemi Covid-19.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMDP) Kementan, Dedi Nursyamsi juga mengatakan perlu pelopor pertanian yang diharapkan membuat jejaring usaha pertanian untuk menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Selain sebagai penghela peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian serta produktivitas lahan dan komoditas.
Usman dan beberapa DPM lainnya terus memberikan motivasi dan semangat kepada milenial di lingkungannya untuk berwirausaha dan ini adalah bukti nyata bahwa regenerasi petani telah berjalan baik.
Advertisement