Sukses

Pembangunan Jembatan Pulau Balang Akses Utama Ibu Kota Baru Capai 76 Persen

Pada kunjungannya Desember 2019 yang lalu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan proyek Jembatan Pulau Balang rampung pada akhir tahun 2020.

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara dengan Teluk Balikpapan hampir selesai. Jembatan ini masuk dalam jalur Trans Kalimantan yang menjadi salah satu infrastruktur pendukung ibu kota baru.

Jembatan Pulau Balang dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero) bersama dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Bangun Cipta Konstruksi. Jembatan ini digadang-gadang menjadi jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu.

Kepala Proyek Jembatan Pulau Balang, Dhono Nugroho, menyampaikan bahwa per April 2020, progres proyek ini telah mencapai 76,58 persen. “Dari segi fisik, pekerjaan tiang jembatan dapat dikatakan 95 persen selesai. Saat ini proses pekerjaan dek jembatan dengan metode Balance Cantilever,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).

Dhono pun menerangkan bahwa dalam proses pembangunannya, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. “Tantangan terbesar yang dialami adalah pada saat pekerjaan pondasi, kondisi seabed yang berupa batuan menyebabkan proses pemasangan casing jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Dari aspek sosial, status lahan yang belum bebas juga cukup berdampak pada kelancaran pekerjaan di lapangan,” imbuhnya.

Meski begitu Hutama Karya telah bekerjasama yang baik dan koordinasi bersama para pemangku kepentingan dalam proyek sehingga permasalahan yang muncul pada akhirnya dapat diselesaikan. Tim proyek Jembatan Pulau Balang juga menggandeng sejumlah elemen lokal, baik perusahaan maupun tenaga kerja, dengan harapan memberikan dampak positif bagi area di sekitar proyek.

“Semoga dengan munculnya ikon baru yaitu Jembatan Pulau Balang dapat meningkatkan perekonomian wilayah Gersik, Riko, PPU dan Tempadung, serta menjadi suatu monumen pengingat hasil keringat dan pengorbanan anak bangsa yang telah berusaha keras dalam mewujudkan monumen berteknologi tinggi ini,” ungkapnya.

Jika jembatan ini sudah 100 persen tersambung dan beroperasi secara penuh, maka konektivitas serta mobilitas orang dan barang di lintas selatan Kalimantan akan semakin lancar. Jarak tempuh dari Balikpapan ke Penajam yang sebelumnya mencapai 5 jam melalui jalur laut akan jauh lebih singkat yaitu menjadi 1 jam saja lewat darat via Balikpapan - Kariangau - Jembatan Pulau Balang - Simpang Gersik - Penajam.

Hal ini tentu akan memudahkan masyarakat umum dan pengusaha dalam melakukan perjalanan atau distribusi logistik. Selain menjadi askes darat utama menuju lokasi ibu kota baru, adanya Jembatan Pulau Balang juga mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah di Kalimantan Utara dan sekitarnya.

 

2 dari 2 halaman

Percepat Penyelesaian

 

Pada kunjungannya Desember 2019 yang lalu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan proyek ini rampung pada akhir tahun 2020. Target ini lebih cepat dari kontrak pekerjaan yang selesai pada tahun 2021 atau 2.015 hari kalender.

Menanggapi hal ini, Dhono Nugroho mengungkapkan bahwa untuk mencapai target di tengah situasi wabah COVID-19 ini memang bukanlah hal yang mudah. Meski begitu Dhono dan tim yakin pembangunan Jembatan Pulau Balang akan selesai tepat waktu.

“Saat ini kami di proyek tetap bekerja dengan menerapkan protokol pembatasan penyebaran COVID-19 secara ketat sesuai aturan pemerintah dan perusahaan. Harapannya pembangunan tetap bisa terus berproges meski sedikit terhambat,” pungkasnya.