Sukses

Menunggu Angka Pertumbuhan Ekonomi, Rupiah Melemah ke 15.115 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.071 per dolar AS hingga 15.137 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa ini. Namun potensi penguatan masih terbuka lebar.

Mengutip Bloomberg, Selasa (5/5/2020), rupiah dibuka di angka 15.115 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.100 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah menguat ke 15.071 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.071 per dolar AS hingga 15.137 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 8,69 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.104 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 15.073 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank pada Selasa bergerak menguat jelang pengumuman data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I 2020.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen positif kelihatannya kembali lagi ke pasar keuangan pagi ini mengikuti penguatan indeks saham AS semalam dan penguatan harga minyak mentah.

"Sentimen positif datang dari rencana pelonggaran lockdown di AS karena melandainya kasus positif Corona, meski ada kekhawatiran pembukaan lockdown akan menyebabkan gelombang kedua wabah Corona Covid-19," ujar Ariston dikutip dari Antara.

Penguatan harga minyak mentah, lanjut Ariston, juga mengindikasikan pasar mulai melihat potensi pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.

Dari dalam negeri, pasar akan menantikan data pertumbuhan ekonomi yang diprediksi pasar tumbuh 4,04 persen (yoy).

"Bila data dirilis lebih tinggi dari ekspektasi, ini bisa menjadi dukungan untuk penguatan rupiah hari ini," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan berpotensi menguat menuju ke arah 14.800 per dolar AS dengan level resisten di kisaran 15.150 per dolar AS.