Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Ststistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen merupakan yang terendah sejak kuartal I 2001. Pelemahan ekonomi tersebut disebabkan oleh penyebaran Virus Corona.
"Kalau kita lihat itu terendah sejak kuartal I 2001. Tetapi kembali ini kalau menurut Saya tidak bisa langsung dibandingkan karena situasi yang kita hadapi saat ini berbeda," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Baca Juga
Suharyanto berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan bisa terdongkrak kembali mengingat sudah banyak langkah yang diambil oleh pemerintah. Meski demikian, pihaknya belum bisa memprediksi kapan pandemi Virus Corona bisa berhenti.
Advertisement
"Sudah banyak yang kita lakukan dan kita tidak bisa memprediksi kapan Covid-19 berakhir," jelas Suhariyanto.
Untuk diketahui, BPSÂ mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV 2019.
"Dibandingkan dengan triwulan I-2019 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 ini tumbuh 2,97 persen," ujar Suhariyanto.
"Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 2,41 persen," sambungnya.
Â
Catatan Peristiwa
Beberapa catatan peristiwa yang terjadi selama kuartal I 2020, dilihat dari berbagai prediksi memperkirakan bahwa perekonomian global pada triwulan I-2020 ini mengalami kontraksi karena terjadinya penyebaran Covid-19.
"Dalam triwulan I ini harga migas dan hasil tambang di pasar tradisional mengalami penurunan baik jika dibandingkan dengan triwulan IV 2019 maupun dibandingkan dengan triwulan I-2019," jelas Suhariyanto.
Sebaliknya harga komoditas makanan, seperti harga minyak kelapa, sawit gandum dan gula mengalami peningkatan baik kalau dibandingkan dengan kuartal IV-2019 maupun kuartal I-2019 atau secara yoy.
"Ekonomi beberapa mitra dagang indonesia dalam teiwulan I 2020 banyak sekali yang terkontraksi sebagai akibat adanya pembatasan aktivitas dan lockdown untuk mengendalikan penyebaran Covid-19," jelas Suhariyanto.
Misalnya untuk Tiongkok, Tiongkok merupakan tujuan utama ekspor Indonesia. Pada triwulan I-2019 masih tumbuh 6,4 persen tetapi pada triwulan I-2020 ini mengalami kontraksi dalam yaitu 6,8 persen.
"Demikian juga untuk AS, ekspor kita kesana pada triwulan I-2019 2,7 persen tapi triwulan I-2020 ini hanya tumbuh 0,3 persen demikian juga Singapur, Korsel melambat sedikit, Vietnam pertumbuhan ekonominya cukup dalam sekarang," tandasnya.
Advertisement