Sukses

Antisipasi Kemarau, Pemerintah Siapkan Lumbung Padi di Kalimantan Tengah

Untuk atasi musim kemarau dan membantu para petani pemerintah akan mempersiapkan lumbung padi baru di Kalimatan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan untuk atasi musim kemarau dan membantu para petani pemerintah akan mempersiapkan lumbung padi baru di Kalimatan. Hal tersebut juga kata dia sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk membuat lumbung padi.

"Presiden mengarahkan berkonsentrasi melihat lumbung padi baru yang dulu pernah disiapkan di Kalimantan terkait dengan yang pernah dipersiapkan," kata Airlangga usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (5/5).

Lumbung padi tersebut bertujuan untuk menyiapkan dan mengantisipasi adanya prediksi kemarau dibeberapa wilayah menurut BMKG. Sebab itu, kata Airlngga pihak BUMN, Kementerian Pertanian, hingga PUPR bisa berkonsentrasi untuk menyiapkan lumbung padi tersebut.

"Tentu Kementan, BUMN dan lain konsentrasi dan juga PUPR mempersiapkan berkonsentrasi untuk menyiapkan infrastruktur lumbung pangan di Pulau Pisau, Kalimatan Tengah," ungkap Airlangga.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi imbau kepada jajarannya agar siaga atasi musim kemarau yang akan mempengaruhi pangan di Indonesia. Jokowi menjelaskan menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) 30 persen wilayah akan alami kekeringan.

"Antisipasi mitigasi harus betul-betul di siapkan sehingga pekerjaan dan stabilitas harga bahan pangan tidak terganggu," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Antisipasi Dampak Kekeringan Terhadap Ketersediaan Bahan Pangan Pokok melalui siaran telekonference, Selasa (5/5).

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pun meminta agar ketersediaan air di daerah sentra produksi pertanian tercukupi. Mulai dari penyimpanan air hujan, embung hingga kolam retensi.

"Penyimpanan air buatan lainnya penting," ungkapnya.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

2 dari 3 halaman

Ini 5 Komoditas Pangan yang Rentan Alami Kenaikan Harga Saat Ramadan

Memasuki bulan Ramadan, pemerintah perlu mengawasi lima komoditi bahan pangan. Pasalnya kelima komoditas pangan ini rentan akan kenaikan harga khususnya saat momen keagamaan seperti Ramadan.

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, kelima komoditas tersebut adalah gula, bawang merah dan bombai, daging, minyak goreng dan beras.

“Minggu ini tak terasa akan memasuki bulan Ramadan, dimana konsumsi dan kebutuhan pokok masyarakat akan mulai meningkat sampai dengan Idul Fitri 1441 Hijriah yang jatuh sekitar pada tanggal 24 Mei 2020,” kata Sarman kepada Liputan6.com, Rabu (22/4/2020).

Ia mengatakan, meskipun pemerintah melalui Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian telah memberikan beberapa kali pernyataan, bahwa ketersediaan berbagai komoditi pokok pangan menjelang Ramadan dan Hari raya Idul Fitri 2020 disampaikan aman dan cukup.

“Hal itu memang sesuatu yang kita harapkan terlebih dalan situasi seperti ini masyarakat kita jangan lagi dibebani dengan isu harga pokok pangan yang bergejolak akibat dari stok yang kurang dan jalur distribusi yang tersendat,” ujarnya.

Kendati begitu, perlu untuk melakukan pengecekan akan ketersediaan stok pokok pangan, khususnya yang berpotensi bergejolak akibat dari permintaan yang tinggi. Setidaknya ada lima komoditi yang perlu diwaspadai seperti, gula, bawang merah dan bombai, daging, minyak goreng dan beras.

“Saat ini memang hannya gula dan bawang merah dan bombai yang harganya masih sedikit tinggi yang lain relatif masih normal,” katanya. 

3 dari 3 halaman

Harga Turun Naik

Lanjut Sarman, harga saat ini sedang alami perubahan naik-turun, namun pihaknya menyoroti komoditi-komoditi berikut, seperti gula di beberapa pasar masih di harga Rp 20.000 normalnya Rp 12.500.

Kemudian, bawang merah masih di harga Rp 45.000 normalnya Rp 30.000 dan bawang bombai diharga Rp 50.000 normalnya Rp 35.000.

“Memasuki bulan Ramadan sampai Idul Fitri konsumsi mulai naik dan puncaknya seminggu sebelum lebaran, pemerintah perlu mewaspadai stok ketersediaan beberapa pokok pangan diatas termasuk dari sisi kelancaran logistik atau jalur distribusinya,”ujarnya.