Sukses

Harga Emas Melonjak 2 Persen Dipicu Naiknya Angka Pengangguran

Angkat pengangguran naik meskipun banyak negara bagian di AS sudah mulai dibuka kembali bisnis. Hal ini membuat investor mencari instrumen penyelamat sehingga mendorong kenaikan harga emas.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak 2 persen pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). lonjakan ini terjadi setelah keluarnya beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS), yang melemah.

Salah satu data yang membuat harga emas menguat adalah angka pengangguran di AS yang mengalami lonjakan di luar perkiraan.

Mengutip CNBC, Jumat (8/5/2020), harga emas di pasar spot naik 2,1 persen menjadi USD 1,720.36 per ounce, setelah sebelumnya mencapai tertinggi lebih dari satu minggu di USD 1.721,76 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 2,2 persen lebih tinggi ke level USD 1.725,80 per ounce.

“AS mengeluarkan angka pengangguran yang ternyata cukup tinggi. Itu memberikan sinyal ekonomi masih melemah dan membuat orang mencari instrumen penyelamat seperti emas, "kata Kepala Analis U.S. Global Investors, Michael Matousek.

Jutaan orang AS mencari tunjangan pengangguran pekan lalu, menunjukkan PHK meluas dari industri. Bahkan hal ini terjadi meskipun banyak negara bagian sudah mulai dibuka kembali bisnis atau melonggarkan aturan lockdown.

Data dari otoritas AS yang dikeluarkan pada Kamis menunjukkan bahwa produktivitas pekerja turun pada laju tercepat dalam lebih dari empat tahun pada kuartal I 2020.

Sejumlah data ekonomi yang suram telah mendukung ekspektasi langkah-langkah stimulus lebih banyak dari bank sentral dan pemerintah di seluruh dunia untuk meredam kerusakan ekonomi akibat virus Corona.

Bank of England mengatakan bahwa Inggris dapat menuju kemerosotan ekonomi terbesar dalam lebih dari 300 tahun karena lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona.

"Juga dengan jumlah kasus Corona yang meningkat selama beberapa hari terakhir, orang-orang mulai mempertanyakan pembukaan kembali negara-negara bagian AS karena mereka khawatir tentang peningkatan tingkat infeksi," tambah Matousek.

2 dari 2 halaman

Bagaimana Nasib Harga Emas Pekan Ini?

Sebelumnya, harga emas telah berhasil kembali ke level USD 1.700 per ons pada perdagangan Jumat pekan lalu ketika Presiden AS Donald Trump menaikkan tekanan geopolitik dengan mengancam tarif baru terhadap China atas krisis virus Corona.

Namun, untuk pekan lalu emas turun lebih dari 1,5 persen. Meski demikian, para analis yakin bahwa logam mulia akan bergantung pada meningkatnya ketegangan geopolitik dan data ekonomi yang lebih buruk minggu ini.

Dikutip dari Kitco, pada Senin 4 Mei 2020, Pakar Logam Gainesville Coins, Everett Millman mengatakan yang harus diwaspadai pada minggu ini adalah ketegangan AS-China dengan pasar yang mengincar potensi eskalasi dari kedua belah pihak.

"Itu benar-benar sesuatu yang seharusnya ada di radar semua orang karena itu bisa menjadi sangat buruk dengan sangat cepat," katanya. 

"Jauh sebelum coronavirus, faktor ekonomi makro dan geopolitik besar untuk harga emas adalah perang dagang antara AS dan Cina. Jadi, jika ketegangan itu meningkat lagi, kita bisa kembali ke penggerak utama pasar global, terutama jika China membalas secara retoris melawan AS,"  lanjut dia.

Trump mengatakan kepada wartawan pada Kamis pekan lalu bahwa perjanjian perdagangan fase-satu dengan China sekarang menjadi sekunder dari pandemi virus corona karena mengancam tarif baru terhadap Beijing.

"Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Tapi itu sekarang menjadi sekunder dari apa yang terjadi dengan virus," kata Trump.

Sementara itu, Kepala strategi pasar Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan dirinya masih optimis dengan pergerakan harga emas.

"Saya pikir USD 1.700 adalah zona nilai yang baik. Saya benar-benar ingin melihat pasar menahan (harga emas) USD 1.660," ungkap dia.

Video Terkini