Liputan6.com, Jakarta Selain menekan disparitas harga antara daerah, Program Tol Laut yang digagas Presiden Joko Widodo juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Caranya dengan mengoptimalkan muatan balik kapal sehingga produk asli daerah setempat dapat dipasarkan ke luar pulau.
Ini seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Morotai. Keberadaan tol lalu membuat masyarakat Pulau Morotai sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokoknya berupa makanan, material bahan bagunan dengan harga yang terjangkau.
Tidak hanya itu, untuk meningkatkan pendapatan rakyat, Pemkab Pulau Morotai juga mengoptimalkan pemanfaatan muatan balik dengan memasarkan produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
Advertisement
Ini dijelaskan Bupati Pulau Morotai, Benny Laos yang menuturkan jika daerahnya telah mendapatkan pelayanan Tol Laut selama tiga tahun, sejak 2017.
Secara keseluruhan hasilnya sudah cukup baik, walaupun diharapkan adanya penyempurnaan aturan sehingga pelayanan ini dapat lebih dirasakan oleh masyarakat.
"Pengisian muatan balik merupakan program prioritas Pemkab dan kami tidak hanya mengajak tapi juga mendorong bahkan memfasilitasi masyarakat dengan memberikan kemudahan dan insentif. Hasil masyarakat tersebut di jual ke pulau Jawa melalui Surabaya sesuai tujuan kapal Tol Laut dari Morotai ke Surabaya," kata dia dalam keterangannya, Senin (11/5/2020).
Ia menambahkan selama ini sudah banyak sekali masyarakat yang berpartisipasi dengan mengirimkam hasil hutan, perkebunan dan perikaanannya. Pada bulan lalu, sebanyak 40 kontainer diisi sebagai muatan balik Tol Laut. Dan yang membuat pihaknya bangga dan bersyukur respon dari pembeli di pulau Jawa sangat baik. Hal ini dapat dilihat pembelian yang setiap waktu terus bertambah.
Dikatakan Benny, bahwa untuk mendorong masyarakat Pulau Morotai berpartisipasi dalam muatan balik Kapal Tol Laut pihaknya juga membantu mendirikan koperasi, memberikan fasilitas dan pelayanan secara gratis ditambah penyuluh dan konsultasi bagi masyarakat pemula yang ingin berpartisipasi.
Dia juga mengakui, dengan muatan balik ini maka masyarakat menjadi dipermudah dan lancarkan dalam mengirim barang sehingga akhir mereka mendapatkan keuntungan dari Program Tol Laut dan dapat meningkatkan perekonomiannya.
"Selama masa Covid-19 ini peran serta masyarakat untuk mengirimkan barang yang ingin dijual ke pulau Jawa menjadi meningkat. Bahkan rencananya masyarakat akan mengirimkan lebih dari 40 kontainer tapi karena keterbatasan daya angkut dan kapasitas kapal akhir hanya 40 kontainer," kata Benny.
Evaluasi
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Capt. Wisnu Handoko mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap program tol laut. Hal ini dilakukan agar program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo ini bisa lebih efektif dan efisien.
"Kami akan mengembangkan infrastruktur pelabuhan sebagai salah satu bentuk evaluasi program tol laut. Perbaikan dan pengembangan pelabuhan sangat penting karena di beberapa daerah, pelabuhannya bisa dibilang berhasil dalam program tol laut karena distribusi barangnya berjalan, namun aksesnya terbatas,” katanya.
Selain itu, kata Wisnu pihaknya juga akan menambah frekuensi kapal yang awalnya dua minggu sekali menjadi seminggu sekali. Namun, untuk meningkatkan frekuensi kapal pihaknya juga akan menyesuaikan kebutuhan kapal dengan tingkat keterisian barang, yakni okupansi di sekitar 70 persen baru dapat ditambah frekuensi kapal.
“Saya katakan arahan Presiden kita harus perbaikan performa manajemen kapalnya, terutama ketepatan waktu, kemudian target pencapaian perjalanannya, kemudian usahakan kalo bisa jangan dua minggu sekali lah, seminggu sekali lah kalau bisa, seperti itu,” katanya.
Kelancaran Distribusi Pada kesempatan terpisah, Direktur Usaha dan Angkutan Barang PT Pelni (Persero), Masrul mengatakan bahwa pihaknya terus memaksimalkan pelaksanaan operasional kapal tol laut guna menjamin kelancaran distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan pokok maupun barang penting lainnya di Indonesia Dengan jadwal pelayaran yang tetap dan teratur, PELNI terus mengoptimalkan pelaksanaan operasional tol laut dan memaksimalkan pengoperasian 'Rumah Kita' sebagai sentra logistik muatan kapal tol laut.
"Sepanjang Triwulan I tahun 2020, realisasi muatan yang telah diangkut melalui kapal tol laut yang dioperasikan oleh Perusahaan sebesar 1.393 TEUs untuk 8 trayek. Sejak masa Covid -19 hingga akhir tahun, pihaknya memproyeksikan dapat mengangkut muatan sejumlah 3.859 TEUs dan diharapkan lebih," katanya.
Adapun muatan berangkat tersebut mengangkut sembako seperti gula, tepung terigu, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan yang lainnya. Sedangkan untuk barang kebutuhan penting seperti benih padi, jagung dan kedelai, pupuk, semen, elpiji tiga kg, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan.
Masrul juga mengatakan pihaknya juga terus memaksimalkan potensi muatan balik pada kapal tol laut dengan membawa hasil alam dari daerah untuk dapat dipasarkan di Jawa Port, sehingga diharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat. Sebagai informasi bahwa kapal tol laut dapat mengangkut potensi muatan seperti sembako, curah, batubara, batang kayu, dan lainya.
"Beberapa waktu lalu, dari Morotai menuju Surabaya, kami membawa muatan balik berupa ikan tuna dan batang kelapa. Begitupun di daerah Tarempa, Natuna kami mengoptimalkan muatan seperti ikan, cumi-cumi, dan cengkeh," tutupnya.
Advertisement