Sukses

RS Darurat Corona di UGM Yogyakarta Selesai Sebelum Lebaran

Dua gedung baru yang dibangun akan menjadi gedung darurat Corona Covid-19 di Yogyakarta menggunakan Gedung Arjuna dan Yudhistira di UGM.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, memastikan bahwa pembangunan dua gedung darurat Corona Covid-19 yang berada di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM akan selesai sebelum Lebaran 2020.

“Ini sudah 10 tahun mangkrak kita akan selesaikan, mudah-mudahan minggu depan sebelum Lebaran sudah selesai,” kata Basuki kepada Komisi V DPR RI dalam rapat virtual, Senin (11/5/2020).

Dua gedung baru yang dibangun akan menjadi gedung darurat Corona Covid-19 di Yogyakarta menggunakan Gedung Arjuna dan Yudhistira di RSA UGM. Dua gedung tersebut mulai dikerjakan pada 20 April lalu.

Lanjut Basuki, dirinya mendapat tugas langsung dari Gugus Tugas Penanganan covid-19, yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Sekretaris Menteri Negara (Sesmeneg) untuk melanjutkan pembangunan untuk penanganan covid-19.

“Kunjungan minggu kemarin progress fisik 59,8 persen, dengan kapasitas 69 tempat tidur,” ujarnya.

Sedangkan untuk gedung Arjuna progress fisiknya baru 11 persen, dengan kapasitas 50 tempat tidur dengan luas 800 meter persegi.

Diketahui gedung tersebut sebelumnya masih berupa struktur beton bertulang yang sudah dibangun sejak 2010. Dua gedung ini masing-masing terdiri dari lima lantai yang akan digunakan untuk ruang isolasi kritis, ruang perawatan pasien dalam pengawasan (PDP), ruang ganti medis, ruang istirahat tenaga kesehatan, dan ruang poliklinik Covid-19.

Selain itu, ia juga menyebut lokasi rumah sakit Lamongan yang juga digunakan untuk penanganan covid-19. Pembangunan ruang isolasi Rumah sakit Lamongan dibangun dengan luas 5.844 meter persegi.

“Kita diminta membangun, biaya rumah sakit Lamongan dari BNPB, dan sudah on progress,” pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Jadi Rujukan

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung penanganan pandemi virus corona (Covid-19) dengan membangun fasilitas kesehatan, salah satunya penyelesaian pembangunan RS Akademi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai RS rujukan penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rumah Sakit ini dibangun, namun terhenti pada 2010 dengan progres struktur bangunannya saat itu 75 persen.

Pekerjaan penyelesaian RS Akademi UGM dilaksanakan sejak 20 April 2020, dengan target selesai akhir Mei 2020. Saat ini progres penyelesaian pembangunan secara keseluruhan mencapai 30 persen dengan kemajuan pekerjaan rata-rata sekitar 3 persen per hari.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penyelesaian RS Akademi UGM tersebut merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian PUPR sebesar Rp 1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan virus corona.

"Berdasarkan hasil penilaian teknis Balitbang PUPR, secara struktur gedung RS masih baik dan bisa dipakai. Dengan demikian, penyelesaian RS ini tidak memakan waktu terlalu lama, karena kita menggunakan sistem moduler sehingga tinggal pemasangan saja. RS tersebut terdiri dari dua gedung masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/4/2020).

RS Akademi UGM memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, 2 tempat tidur ruang tindakan dan 25 tempat tidur ruang isolasi. Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 m2 memiliki kapasitas 38 tempat tidur. Gedung Arjuna dengan luas 4.505 m2 memiliki kapasitas 69 tempat tidur.

Pembangunan lanjutan RS Akademi UGM dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya.

Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing. Pekerjaan perbaikan struktur berupa pekerjaan screed beton (lapisan halus di atas beton/plester), perkuatan baja, dan perbaikan membran.

Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing meliputi pekerjaan kabel tray, pipa conduit, hydran, instalasi air minum dan listrik. Perkiraan anggaran penyelesaian pembangunan rumah sakit ini Rp 60 miliar.