Sukses

Berbagai Ramalan Kondisi Ekonomi Global dari Lembaga Keuangan Dunia hingga 2021

Pertumbuhan ekonomi global pada 2020 akan terkontraksi akibat wabah virus Corona (Covid-19).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi global pada 2020 ini akan terkontraksi akibat wabah virus Corona (Covid-19).

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2020 akan terkontraksi. Ketidakpastian tinggi menunjukan adanya kelemahan dari proyeksi," ujar dia seperti tertuang pemaparannya bertajuk Indonesia’s Economic Recovery from COVID-19, Selasa (12/5/2020).

Luhut menyampaikan, ada bermacam prediksi dari berbagai lembaga keuangan dunia terhadap pertumbuhan ekonomi global di tengah pandemi Corona.

Proyeksi terburuk datang dari Bank Dunia, yang menyatakan perekonomian global bisa -3,5 persen hingga 2,1 persen pada tahun ini. Namun angka tersebut diramal akan naik pada 2021, dengan kisaran antara 5,2-5,6 persen.

Lalu Asian Development Bank (ADB), yang menduga perekonomian dunia akan tumbuh 2,5 persen pada 2020, dan melesat ke 5 persen setahun berikutnya. Kemudian Moody's juga memprediksi ekonomi global akan tumbuh 3 persen tahun ini, dan naik jadi 4,3 persen di 2021.

Sementara Lembaga Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian dunia bisa terkontraksi hingga 0,5 persen tahun ini, dan melonjak ke angka 8,2 persen pada 2021.

 

2 dari 2 halaman

Ekonomi Indonesia

Mengacu pada ramalan tersebut, Luhut mengutarakan, perekonomian nasional juga pasti akan ikut terdampak. "Beragam resesi ekonomi akan mempengaruhi Indonesia sebagai mitra dagang utama," sebutnya.

Menurut perkiraan, perekonomian China pada tahun ini akan terkontraksi ke level 1,2 persen, tapi melesat hingga 9,5 persen pada 2021.

Skenario serupa diprediksi terjadi pada negara mitra dagang utama lainnya, yakni India. Ekonomi di Negeri Bollywood diproyeksikan akan bertahan di level 1,9 persen pada 2020, untuk kemudian naik menjadi 7,4 persen di tahun berikutnya.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara diramalkan akan minus 0,6 persen pada tahun ini, serta mulai membaik ke posisi 7,8 persen pada 2021.